Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2020, 10:43 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Saran dari berbagai pihak terkait penggunaan masker di tengah pandemi global virus corona, kadang terasa membingungkan.

Namun, di tengah penyebaran wabah dan berkurangnya alat pelindung diri (APD) bagi pekerja medis, pelurusan atas saran tersebut menjadi penting untuk disebar.

Baca juga: Cara Katon Bagaskara Uji Kelayakan Masker Kain untuk Cegah Corona

Anjuran penggunaan masker kain bagi warga pun dikumandangkan, agar masker N95 dan masker surgical dapat diprioritaskan bagi para pekerja medis.

Mengenakan masker atau tidak?

Sejak awal disebutkan bahwa orang sehat tidak perlu memakai masker untuk melindungi diri dari virus corona.

Baca juga: WHO Tegaskan Lagi Masker Hanya untuk yang Sakit

Bahkan, hal itu diserukan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto sejak pertama kali kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia.

Kendati demikian, ketika kita belajar lebih banyak tentang virus, maka muncul pula saran yang menentang pedoman resmi tersebut.

Disebutkan, menutupi wajah dengan masker saat berada di tempat umum juga diperlukan.

Menyusul pandangan itu pula, produk masker menjadi kian sulit ditemukan. Atau, kalau pun ada harganya melonjak naik.

Di sisi lain, -seperti disebutkan di atas, serapan pasar yang besar membuat tenaga medis pun mengalami defisit APD.

Banyak orang malah menimbun masker medis. Padahal, masker jenis itu diperlukan oleh rumah sakit dan para pekerja tanggap darurat.

Nah, dengan kondisi semacam itu, apakah mungkin kita membuat masker sendiri?

"Tutupi wajah kamu dengan kain," kata Shan Soe-Lin, seorang dosen di Institut Urusan Global Yale Jackson yang pernyataannya dikutip Nytimes.com.

Baca juga: Cacat Produksi, 600.000 Masker N95 dari China Dikembalikan

"Tutupi wajahmu dengan teliti dari mulut ke hidung untuk mencegah tetesan aerosol besar keluar atau masuk," kata dia.

Pekan lalu, Asosiasi Medis Jerman menyarankan warga membuat masker kain sederhana ketika keluar ke tempat umum.

Seruan itu pun masih terkait dengan ajakan untuk meninggalkan penggunaan masker medis, yang lebih diperlukan oleh para dokter dan relawan di garis depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com