Virus tersebut cukup lemah hingga tidak akan menyebabkan terjadinya infeksi. Vaksin yang dibentuk dengan cara ini antara lain adalah vaksin campak dan TBC.
• Metode inaktivasi
Saat membuat vaksin dengan metode inaktivasi, para ilmuwan akan meneliti virus yang sudah mati dengan mempelajari susunan genetiknya dan kemudian membuat tiruan virus untuk disuntikkan ke tubuh.
Dengan begitu, tubuh secara perlahan-lahan akan membangun antibodi terhadap virus ini.
Biasanya vaksin yang dibuat dengan metode ini perlu disuntikkan beberapa kali dalam periode tertentu, seperti vaksin polio dan rabies.
• Vasin berbasis nukleotida
Vaksin jenis ini berisi materi genetik DNA dan RNA virus yang disuntikkan ke tubuh. Sehingga, tubuh bisa membuat sendiri tiruan virus tersebut dan memproduksi antibodi yang dibutuhkan untuk daya tahan tubuh.
Baca juga: WHO: Sebanyak 20 Vaksin Virus Corona Tengah Dikembangkan
Saat ini, pembuatan vaksin corona yang sudah mencapai tahap paling jauh ada di Amerika Serikat. Sebab, vaksin tersebut tidak dikembangkan dari nol, melainkan dari dasar vaksin yang ada untuk SARS dan MERS.
Keduanya merupakan penyakit yang sama-sama disebabkan oleh virus corona, tapi berbeda dari penyebab Covid-19.
Calon vaksin yang diberi nama mRNA-1273 ini sudah sampai tahap uji klinis pada manusia. Percobaan dilakukan pada 45 orang dewasa sehat yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok.
Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.