KOMPAS.com - Dengan mewabahnya virus Covid-19, pemerintah di seluruh dunia harus memerhatikan kesehatan masyarakat.
Setidaknya begitu kata pakar penyakit menular, Dr. Ian Lipkin, kepada CNBC hari Selasa lalu.
"Salah satu hal yang perlu kita pelajari dari ini adalah kita harus berinvestasi dalam infrastruktur kesehatan masyarakat, berinvestasi dalam sains, berinvestasi dalam pengawasan global sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi," kata Lipkin pada program Closing Bell.
Baca juga: Pengembangan Vaksin Corona Sudah Sampai Mana?
"Itu adalah sesuatu yang tidak kita pikirkan saat ini, tetapi kita harus segera melakukannya," kata Lipkin yang sekarang terinfeksi Covid-19.
Lipkin, direktur Pusat Infeksi dan Imunitas di Columbia University's Mailman School of Public Health mengatakan, ia terinfeksi Covid-19 di New York, AS, melalui penyebaran komunitas.
Ia pergi ke China awal tahun ini untuk berkonsultasi dengan pejabat kesehatan setempat, mengenai tanggapan mereka terhadap wabah virus corona dan dikarantina 14 hari pada Februari setelah kembali ke AS untuk memastikan ia tidak sakit.
Setelah karantina selesai, ia merasa sakit, mengembangkan gejala yang termasuk sakit kepala "mengerikan" dan batuk terus-menerus.
"Ini membuat kita takjub," kata Lipkin, yang menangani wabah SARS 2003 bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Pelajaran dari Mereka yang Sembuh dari Covid-19
"Sudah 12 hari saya menderita penyakit ini dan suara saya tidak normal. Saya masih batuk dan tidak memiliki tingkat energi yang biasa. Tapi saya tidak perlu dirawat di rumah sakit, dan saya bersyukur untuk itu," ujar Lipkin.
Kasus Covid-19 yang menyerang tenaga medis seperti Dr. Lipkin juga terjadi di tanah air.
Sepanjang bulan Maret 2020, sedikitnya 11 dokter Indonesia meninggal dunia akibat terpapar virus corona, menurut keterangan Humas IDI, Halik Malik.
Dalam unggahan di Instagram, IDI mengumumkan kabar duka tersebut.
Dua dokter di antaranya yang meninggal yaitu dr. H. Efrizal Syamsudin, MM (Direktur RSUD Prabumulih) dan dr. Ratih Purwarini (Direktur RS. Duta Indah Jakarta Utara).
Penyebaran Covid-19 di seluruh dunia saat ini telah menginfeksi 838.000 orang dan menyebabkan 41.000 orang meninggal dunia, menurut data dari John Hopkins University.
Tapi, Lipkin mengatakan, dia percaya hal itu memberikan pelajaran yang berpotensi dapat mencegah pandemi berjangka, dikombinasikan dengan peningkatan investasi kesehatan masyarakat.
"Beberapa hal yang kita anggap remeh di masa lalu, tidak akan lagi berkenaan," kata Lipkin.
"Beberapa budaya yang kita lakukan, berjabat tangan, berciuman, dan sebagainya, dapat berubah, tetapi saya tidak berpikir ini hal buruk. Kita bahkan bisa mengatakan ini mencegah kita dari pandemi di masa depan."
Baca juga: 5 Cara Menjaga Tubuh Tetap Sehat di Tengah Wabah Corona
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.