Pada anak-anak berisiko tinggi, putamen kanan - struktur otak yang terkait dengan hadiah, motivasi, dan pengalaman kesenangan - lebih kecil daripada anak-anak yang tidak memiliki riwayat depresi orangtua.
Randy P. Auerbach, PhD, profesor psikologi medis dan penulis senior studi ini, mencatat, temuan ini menyoroti faktor risiko potensial yang dapat menyebabkan pengembangan gangguan depresi selama puncak periode onset.
“Namun, dalam penelitian kami sebelumnya, volume putamen yang lebih kecil juga telah dikaitkan dengan anhedonia - berkurangnya kemampuan untuk mengalami kesenangan - yang terlibat dalam depresi, penggunaan narkoba, psikosis, dan perilaku bunuh diri,” jelas Auerbach.
Baca juga: 6 Gaya Hidup yang Memicu Depresi
“Dengan demikian, mungkin volume putamen yang lebih kecil adalah faktor risiko transdiagnostik yang dapat memberikan kerentanan terhadap gangguan mental berbasis luas."
Dr. Pagliaccio menambahkan, bahwa memahami perbedaan otak anak-anak dengan faktor risiko keluarga untuk depresi dapat membantu meningkatkan identifikasi dini pada mereka yang berisiko besar untuk mengalami depresi itu sendiri, dan mengarah pada peningkatan diagnosis dan pengobatan.
“Karena anak-anak akan diikuti selama 10 tahun pada salah satu periode dengan risiko terbesar, kami memiliki peluang unik untuk menentukan, apakah volume putamen yang berkurang terkait dengan depresi secara spesifik atau gangguan mental secara lebih umum," ujarnya.
Baca juga: 10 Cara Aman Mengatasi Depresi Tanpa Obat-obatan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.