Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kebijakan Penggunaan Masker Tiap Negara Berbeda

Kompas.com - 02/04/2020, 11:40 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Semua pembawa virus

Kebijakan penggunaan masker di negara-negara Asia, seperti China daratan, Hongkong, Jepang, Thailang, dan Taiwan, bertolak dari asumsi bahwa semua orang bisa jadi pembawa (carrier) virus, bahkan orang yang sehat. Jadi, dalam semangat solidaritas, setiap orang diharapkan melindungi orang lain.

Otoritas di negara-negara tersebut meminta semua orang untuk pakai masker, dan di beberapa bagian ada hukuman dendan, bahkan penjara, bagi yang tidak mematuhinya.

Sama dengan di Filipina, kini masyarakat di Indonesia juga sudah mulai memakai masker saat keluar rumah. Di kedua negara ini dianggap ada banyak kasus positif corona yang belum diperiksa dan dilaporkan.

Baca juga: Cara Republik Ceko Kendalikan Virus Corona: Wajib Pakai Masker dan Inisiatif Warga Buat Masker Kain...

Pemakaian masker juga dianggap sebagai “dorongan perilaku” sekaligus pengingat visual yang nyata bahwa ada bahaya virus di sekitar kita.

“Kita tidak bisa bilang bahwa masker tidak efektif, tapi kami menganggap ada dampaknya karena itu adalah perlindungan untuk tenaga medis,” kata ahli epidemiologi dari Universitas Hong Kong, Benjamin Cowling, kepada BBC.

Jika masker dipakai oleh banyak orang di tempat umum, menurut Cowling, tentu akan berdampak pada penularan publik.

“Pada saat ini kami mencari setiap hal kecil yang bisa dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus,” katanya.

Ilustrasi tenaga medis(KOMPAS.com/WALDA MARISON) Ilustrasi tenaga medis

Kekurangan

Anjuran untuk penggunaan masker itu sebenarnya memiliki efek negatif, seperti yang dikhawatirkan WHO yaitu kelangkaan di pasaran. Sulitnya mendapatkan masker bedah tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga Jepang, Thailand, dan kini Korea Selatan.

Untuk menyiasatinya, masyarakat bisa memakai masker kain sebagai alternatif.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan, di tengah kondisi kelangkaan surgical mask seperti sekarang ini, masker kain dapat menjadi pilihan ketimbang tak menggunakan masker sama sekali.

"(Penggunaan masker berbahan dasar kain) ini lebih baik dibanding tanpa pakai masker," kata Yuri kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2020).

Baca juga: Bulan Ini, Indonesia Masuki Fase Kritis Corona

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta, Erlina Burhan, mengatakan masker kain kurang efektif untuk mencegah penularan, tetapi dalam keadaan terpaksa bisa dipakai.

Menurutnya, masker hanya salah satu cara untuk mencegah penyakit itu, selain tetap cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menerapkan prinsip hidup bersih dan sehat.

Erlina menambahkan, saat menggunakan masker, harus dipastikan menutup bagian hidung dan mulut.

Pastikan juga bagian bawah masker ditarik sampai bagian bawah dagu. Pada kawat bagian atas masker juga perlu ditekan mengikuti tulang hidung. Cara ini diperlukan untuk meminimalkan celah dari bagian masker.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com