Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Sembuh, 10 Persen Pasien Covid-19 di Wuhan Kembali Terinfeksi

Kompas.com - 02/04/2020, 14:42 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Mashable

KOMPAS.com - Kabar tentang tidak adanya kasus baru infeksi Covid-19 di Wuhan, China, memang melegakan. Sayangnya, perjuangan masih panjang karena sebagian orang mengalami infeksi ulangan.

Seperti dikutip dari South China Morning Post, dalam penelitian, sekitar 10 persen pasien yang sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit dinyatakan kembali positif.

Dengan lebih dari 90 persen pasien telah pulih dan 4.300 orang yang masih menerima perawatan di rumah sakit, sekitar 3 hingga 10 persen kembali terjangkit virus tersebut.

Hal ini dikonfirmasi setelah tenaga medis di sana melakukan tes asam nukleat yang ternyata hasilnya positif pada pasien yang pulih.

Wang Wei, Presiden Tongji Hospital mengungkapkan, dari 147 pasien yang mereka observasi, lima di antaranya positif. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kasus impor mungkin dapat memicu gelombang pandemi global lainnya.

Namun, banyak yang mulai mempertanyakan konsistensi tes asam nukleat dalam mendeteksi virus pada pasien yang pulih dan para ahli mempertanyakan sensitivitas serta stabilitas alat uji.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Nol Kasus Baru di Wuhan dalam 6 Hari Beruntun

Seorang wanita melintas di depan mural yang mengajak orang untuk melawan virus corona di Surabaya, 26 Maret 2020. Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona menjadi insipirasi seniman grafiti atau mural untuk memberikan peringatan dan motivasi bagi warga dalam menghadapi virus tersebut.AFP/JUNI KRISWANTO Seorang wanita melintas di depan mural yang mengajak orang untuk melawan virus corona di Surabaya, 26 Maret 2020. Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona menjadi insipirasi seniman grafiti atau mural untuk memberikan peringatan dan motivasi bagi warga dalam menghadapi virus tersebut.

Apakah mereka dapat menularkan virus?

Ini adalah pertanyaan banyak ahli, selain juga kemungkinan tubuh mengembangkan antibodi untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit.

Namun, ahli kesehatan dari Tongji Hospital di Wuhan mengatakan, belum ada bukti konklusif mengenai apakah pasien yang kembali positif ini dapat menularkan virus.

Dokter telah melakukan tes laboratorium dan mengamati anggota keluarga pasien. Ternyata, walau hasil tes positif, tetapi pasien itu tidak menunjukkan gejala Covid-19 dan keluarga mereka juga tidak tertular.

"Sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan mereka menular. Lagi pula penelitian ini hanya sampel kecil dan tidak bisa meyakinkan kami tentang validitas temuan awal kami," kata Wang.

"Kami membutuhkan studi epidemiologi skala besar untuk memandu pekerjaan pengawasan dan pencegahan penyakit kami."

Baca juga: Jangan Panik, Tak Semua Batuk adalah Gejala Infeksi Corona

Pengamatan pada pasien yang sama juga mengungkap, 80 hingga 90 persen pasien tidak lagi memiliki virus dalam darah mereka satu bulan pasca pemulihan.

Dalam wawancara dengan program CCTV, Tong Chaohui, pakar penyakit pernapasan dari satuan tugas pemerintah pusat di Hubei, sepakat pemantauan berkelanjutan terhadap pasien yang pulih adalah penting.

"Sejauh ini, tidak ada anggota keluarga dekat dari pasien yang pulih ini telah diuji positif dan kami tidak dapat menemukan virus corona dalam sampel kultur laboratorium dari pasien ini," kata Tong.

"Meskipun tes asam nukleat positif, pemeriksaan acak menunjukkan pasien telah mengembangkan antibodi yang efektif dalam melindungi mereka dari asam nukleat virus."

Kepada surat kabar Hubei Daily awal pekan ini, Tu Yuanchao, wakil direktur komisi kesehatan Hubei, menyebut pasien sembuh yang positif setelah dites ulang dan menunjukkan gejala akan dirawat kembali di rumah sakit.

Mereka yang tidak memiliki gejala akan dikirim ke fasilitas karantina untuk observasi selama dua minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Mashable
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com