KOMPAS.com - Proyek akhir di bangku kuliah menjadi titik awal kelahiran Indiverse (Indonesian Diversity), sebuah label sepatu lokal yang ingin menawarkan sepatu nyaman berkualitas.
Di sisi lain, minat masyarakat yang semakin tinggi terhadap sepatu juga menjadi poin lain yang membuat bisnis di industri sepatu tampak semakin menarik.
"Tren kemarin kan low-top sneakers, either lokal maupun internasional," kata Chief Executive Officer Indiverse, Alya Ignacia, kepada Kompas Lifestyle.
"Awalnya, kami ingin buat low-top sneakers yang versatile untuk dipakai kapan saja. Kasual, formal masuk."
Baca juga: Bantu Tenaga Medis, Nevertoolavish Lelang Sepatu Karya 14 Seniman Top
Di tengah banyaknya label sepatu lokal yang bermunculan, Indiverse memilih menyediakan alternatif sepatu berkualitas.
Sepatu ini menggunakan bahan kulit sapi full grain, dan kulit kambing untuk bagian dalam sepatu.
Setiap sepatu dibanderol dengan harga Rp 1.149.000.
Meski pada awalnya menyasar kelompok anak muda, sepatu yang diproduksi di Bandung ini ternyata juga diminati oleh kelompok usia yang lebih tua.
Desain sepatu yang semi-formal menjadi alasan bagi sebagian pengguna Indiverse untuk memakainya sebagai sepatu kerja harian.
Baca juga: Mungkinkah Virus Corona Hidup di Permukaan Sepatu?
"Banyak juga di luar target market kami yang suka dan tertarik untuk beli."
"Malah mereka yang semangat 'oh ini produk lokal ya, anak-anak muda juga yang jual". Mereka malah senang," ungkap dia.
Sementara, koleksi kedua bertajuk "Piring-Piring Padang" diluncurkan berbarengan dengan event Urban Sneaker Society (USS), November lalu.
Padang dipilih karena dianggap sebagai salah satu daerah yang menyediakan makanan "terfavorit di dunia", dan akrab dengan lidah masyarakat Indonesia.
Koleksi kedua ini terdiri dari tiga warna sepatu yang mewakili menu masakan di rumah makan Padang, yakni beige (ayam pop), cokelat (rendang) dan hijau (daun singkong).
Baca juga: Sepatu G-Dragon x Nike Edisi Terbatas Dijual Hingga Rp 300 Jutaan