Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Ilmuwan Universitas Pittsburg Yakin Telah Menemukan Vaksin Corona

Kompas.com - 03/04/2020, 14:52 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, para ahli di seluruh dunia tengah mengembangkan vaksin untuk mengobati virus Covid-19.

Seperti para ilmuwan di University of Pittsburgh School of Medicine. Mereka percaya, mereka telah menemukan vaksin potensial untuk virus corona baru.

Pada Kamis lalu, mereka mengumumkan temuan mereka dan meyakini vaksin itu dapat diluncurkan lebih cepat guna mengurangi dampak penyebaran virus secara signifikan, menurut studi yang diterbitkan di EBioMedicine tersebut.

Baca juga: Pakar Penyakit Menular Berbagi Pengalamannya Terinfeksi Covid-19

Vaksin ini akan dibuat dalam ukuran kecil, seukuran ujung jari. Saat diuji coba pada seekor tikus, peneliti mengklaim vaksin ini menghasilkan antibodi yang berhasil menangkal virus.

Para ilmuwan menyebut, mereka bisa bertindak cepat karena telah melakukan penelitian pada virus corona yang serupa sebelumnya, yakni SARS dan MERS.

"Kedua virus yang terkait SARS-CoV-2 ini mengajarkan kepada kita, protein tertentu yang disebut protein lonjakan penting untuk meningkatkan kekebalan terhadap virus."

Demikian pernyataan dari rekan penulis Andrea Gambotto, MD, profesor bedah di Pitt School of Medicine.

"Kami tahu persis cara untuk melawan virus ini," ujar Gambotto.

Baca juga: WHO: Sebanyak 20 Vaksin Virus Corona Tengah Dikembangkan

Vaksin tersebut menggunakan pendekatan dari vaksin flu, dengan bagian-bagian protein virus yang dibuat di laboratorium untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Meski seekor tikus tidak diuji coba dalam jangka waktu panjang, vaksin ini mampu memberikan antibodi untuk melawan virus corona dalam waktu dua minggu, menurut peneliti.

Penulis penelitian saat ini tengah mengajukan permohonan persetujuan kepada US Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

Mereka berharap dapat memulai uji klinis terhadap manusia dalam beberapa bulan ke depan.

Peneliti mengatakan, mereka memilih menggunakan tambalan dibandingkan jarum agar dapat menyalurkan protein lonjakan ke kulit, yang akan menghasilkan reaksi kekebalan terkuat.

Baca juga: Pengembangan Vaksin Corona Sudah Sampai Mana?

Tambalan itu mengandung 400 jarum ekstra kecil yang terbuat dari gula serta potongan protein.

"Pada sebagian besar vaksin, kita tidak perlu skalabilitas untuk memulainya. Syarat pertama adalah, kita mencoba mengembangkan vaksin dengan cepat untuk melawan pandemi," kata Gambotto.

Bahkan, bukan hanya tim Gambotto yang meyakini vaksin untuk virus corona akan segera tersedia dalam waktu dekat.

Seperti dilansir dari Telegraph, Profesor Robin Shattock beserta timnya di Department of Infectious Disease di Imperial College London mengembangkan kandidat vaksin dalam waktu 14 hari.

Baca juga: Sudah Sembuh, 10 Persen Pasien Covid-19 di Wuhan Kembali Terinfeksi

Mereka telah menguji vaksin pada hewan sejak 10 Februari 2020 dan berharap dapat melakukan uji klinis jika mereka memperoleh pendanaan.

Vaksin yang sedang mereka ciptakan bekerja secara efektif menyuntikkan kode genetik baru ke dalam otot untuk membuat protein pada permukaan virus corona, yang memicu respons kekebalan tubuh.

"Kami memiliki teknologi untuk menghasilkan vaksin dengan kecepatan yang tidak pernah disadari sebelumnya," kata Prof. Shattock.

"Sebagian besar vaksin melewati lima tahun fase penemuan, dan setidaknya satu atau dua tahun untuk diproduksi dan diuji coba."

"Mungkin kami bukan yang pertama, namun hanya butuh satu kelompok untuk menemukan vaksin. Pada titik tertentu, kami bisa mengatakan, 'pihak lain sudah mendahului, kami harus berhenti bekerja'. Kami juga siap mundur," pungkasnya.

Baca juga: Vaksin Flu, Bisakah Tangkal Virus Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com