Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menjadi Pribadi yang Resilien di Tengah Pandemik Covid-19

Kompas.com - 05/04/2020, 19:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Debora Basaria, M.Psi, Psikolog

DALAM perjalanan hidup manusia, mungkin saja ada masa di mana seseorang merasa hidupnya sangat terpuruk. Contohnya kehilangan mata pencaharian, kehilangan orang yang disayangi, kehilangan kebebasan, dan mengalami bencana atau musibah.

Semua kondisi tersebut tentu memiliki dampak tersendiri bagi setiap orang. Ada individu yang mampu untuk bangkit dari keterpurukannya dan ada juga individu yang tidak mampu bangkit hingga mengalami masalah kesehatan mental.

Beberapa tokoh hebat yang kita ketahui, seperti JK Rowling, Oprah Winfrey, Colonel Sanders, dan Walt Disney, juga banyak dihadapkan pada situasi sulit dalam perjalanan hidupnya.

Membaca kisah hidup tokoh-tokoh tersebut, dapat dikatakan bahwa mereka adalah beberapa contoh nyata dari individu yang mampu bangkit dari keterpurukan mereka. Dalam bidang ilmu psikologi, hal tersebut dikenal dengan istilah resiliensi.

Reivich dan Shatte (1999) menyebutkan bahwa resiliensi adalah kapasitas seseorang untuk merespons secara sehat dan produktif ketika menghadapi kesulitan atau trauma, di mana hal tersebut penting untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari.

Bahasa sederhananya, resiliensi adalah keuletan dan keteguhan seseorang. Resiliensi ini dibutuhkan oleh setiap orang karena akan menjadi sumber kekuatan yang membuatnya mampu bertahan dalam kondisi apa pun.

Situasi pandemik Covid-19 tentu bukan situasi yang menyenangkan dan malah cenderung memberikan dampak negatif seperti menurunkan kesejahteraan hidup individu.

Seperti kita ketahui bahwa pandemik Covid-19 ini telah memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia mulai dari aspek spiritual, aspek sosial, aspek finansial, aspek keluarga, aspek mental dan emosional.

Apakah kita harus menyerah dengan situasi ini? Saya harap tidak, kita harus menjadi orang yang resilien dengan situasi saat ini.

Bagaimana caranya untuk menjadi orang yang resilien dengan situasi saat ini? Salah satu caranya adalah dengan mengenali protective factor yang kita miliki.

Protective factor merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut faktor penyeimbang atau faktor yang melindungi individu dari faktor yang memunculkan resiko pada individu (Riley & Masten, 2005).

Faktor ini bisa berasal dari dalam diri individu sendiri ataupun dari luar diri individu. Protective factor yang berasal dari dalam diri individu misalnya kemampuan regulasi emosi, kemampuan intelektual individu, konsep diri yang positif, dan kemampuan menyelesaikan masalah.

Adapun protective factor dari luar diri individu misalnya dukungan dari keluarga, komunitas, masyarakat bahkan negara.

Situasi pandemik Covid-19 ini membuat orang lupa bahwa sebetulnya mereka memiliki banyak faktor yang dapat membantu mereka mampu mengatasi situasi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com