KOMPAS.com -Merebaknya virus corona yang seketika menjelma menjadi pandemi global sungguh menguras energi dan emosi.
Sekian banyak korban jiwa menjadi hal yang amat menyedihkan. Lalu, ada pengorbanan waktu, tenaga, dan juga perasaan yang menghantui mereka yang harus bekerja di garis depan.
Selain dokter dan paramedis, masih ada tenaga jurnalis yang bekerja dekat dengan pusat penyebaran Covid-19, demi bisa memberikan kabar terbaru tentang pandemi tersebut.
Baca juga: 7 Cara Menjaga Anak-anak Tetap Sehat Selama Pandemi Virus Corona
Pengorbanan mereka pun tak bisa dibilang sedikit. Salah satunya dialami oleh perempuan jurnalis asal Kanada, Janis Mackey Frayer, beberapa waktu lalu.
Seperti dilansir laman Huffington Post, koresponden NBC News yang berbasis di Beijing itu akhirnya menerima pelukan terindah yang pernah ia dapatkan sepanjang hidupnya.
Dikisahkan, Frayer berada di garis depan meliput wabah virus corona di Jepang, Inggris, dan China.
Ketika ia akhirnya kembali ke rumahnya di Beijing setelah lima minggu bertugas, ia diharuskan menjalani masa karantina selama 14 hari.
Putranya yang masih kecil, dan suaminya Kevin, harus pindah, dan tinggal di apartemen lain sementara ia melakukan isolasi diri.
Baca juga: Terlalu Lama Isolasi Diri Bisa Berpengaruh pada Kemampuan Sosial Anak
Rentetan kewajiban pekerjaan sebagai wartawan dan masa karantina wajib yang harus dia jalani membuat dia tak bertemu keluarga selama 49 hari.
Pada hari Rabu (1/4/2020) lalu, NBC News menangkap momen mengharukan, di mana Frayer akhirnya dapat bertemu kembali dengan putranya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.