Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2020, 06:43 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com -Merebaknya virus corona yang seketika menjelma menjadi pandemi global sungguh menguras energi dan emosi.

Sekian banyak korban jiwa menjadi hal yang amat menyedihkan. Lalu, ada pengorbanan waktu, tenaga, dan juga perasaan yang menghantui mereka yang harus bekerja di garis depan. 

Selain dokter dan paramedis, masih ada tenaga jurnalis yang bekerja dekat dengan pusat penyebaran Covid-19, demi bisa memberikan kabar terbaru tentang pandemi tersebut.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Anak-anak Tetap Sehat Selama Pandemi Virus Corona

Pengorbanan mereka pun tak bisa dibilang sedikit. Salah satunya dialami oleh perempuan jurnalis asal Kanada, Janis Mackey Frayer, beberapa waktu lalu.

Seperti dilansir laman Huffington Post, koresponden NBC News yang berbasis di Beijing itu akhirnya menerima pelukan terindah yang pernah ia dapatkan sepanjang hidupnya.

Dikisahkan, Frayer berada di garis depan meliput wabah virus corona di Jepang, Inggris, dan China.

Ketika ia akhirnya kembali ke rumahnya di Beijing setelah lima minggu bertugas, ia diharuskan menjalani masa karantina selama 14 hari.

Putranya yang masih kecil, dan suaminya Kevin, harus pindah, dan tinggal di apartemen lain sementara ia melakukan isolasi diri.

Baca juga: Terlalu Lama Isolasi Diri Bisa Berpengaruh pada Kemampuan Sosial Anak

Rentetan kewajiban pekerjaan sebagai wartawan dan masa karantina wajib yang harus dia jalani membuat dia tak bertemu keluarga selama 49 hari.

Pada hari Rabu (1/4/2020) lalu, NBC News menangkap momen mengharukan, di mana Frayer akhirnya dapat bertemu kembali dengan putranya.

Dalam video tersebut, tampak putra Frayer melompat kegirangan begitu melihat sosok ibunya.

"Mama! Mama, cepatlah!" teriak sang putra ketika Frayer berlari ke arahnya mengenakan masker.

Frayer mengunggah pengalamannya ke akun media sosialnya. Dia menekankan, 49 hari yang dijalaninya terasa teramat sulit.

"Berbagai kekhawatiran, keputusan, rencana yang gagal, isolasi," tulisnya.

"Sementara itu, anak laki-laki kecil ini berani, manis, dan tangguh, dan saya sangat merindukannya lebih dari yang bisa saya katakan."

Baca juga: 5 Kelemahan Virus Corona yang Bisa Dimanfaatkan untuk Cegah Penularan

"Saya percaya ini adalah pelukan terindah yang pernah ada," tulis dia.

Pada 22 Maret, Frayer mengunggah foto pintu apartemennya di Instagram. Foto itu diambil usai ia pulang dari tugas, dan menunjukkan dua tanda.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Janis Mackey Frayer (@janisfrayer) on Mar 22, 2020 at 8:12pm PDT

"Gambar di atas dari anak laki-laki yang melelehkan hati kami," tulis dia.

"Tulisan di bawah dari otoritas karantina yang mengatakan saya tidak bisa berada di luar apartemen selama 14 hari."

Selama menjalani masa karantina, ia diizinkan memesan makanan dan persediaan lain, dan salah satu petugas apartemen akan mengantarkan pesanannya hingga ke depan pintu.

Masa karantina yang melelahkan

Pada 23 Maret, ia mengunggah video di Instagram yang memperlihatkan suami dan putranya memanggilnya dari luar, sementara ia memberikan ciuman jarak jauh dari jendela apartemennya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Janis Mackey Frayer (@janisfrayer) on Mar 23, 2020 at 6:36pm PDT

"Ketika kamu berada di karantina di #Beijing, dan kamu tidak bisa meninggalkan rumah, dan kamu belum pernah melihat atau memeluk anggota keluargamu dalam waktu lama," tulis Frayer di unggahan videonya.

"Dan kemudian kamu mendapat panggilan telepon untuk membuka jendela, dan melihat sosok yang menyentuh hatimu."

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com