Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2020, 08:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Sifat pemalu umumnya muncul dari perasaan takut dan tidak nyaman yang disebabkan oleh orang lain, terutama dalam situasi baru atau di antara orang-orang asing.

Ini adalah perasaan kesadaran diri yang tidak menyenangkan - ketakutan akan apa yang dipikirkan oleh orang.

Ketakutan ini dapat menghambat kemampuan seseorang untuk melakukan atau mengatakan apa yang mereka inginkan. Itu juga bisa menjadi penghambat terbentuknya hubungan yang sehat.

Baca juga: 7 Cara Membantu Anak Pemalu Jadi Lebih Berani

Sifat pemalu sering dikaitkan dengan rendah diri, dan bahkan mungkin juga menjadi salah satu penyebab kecemasan sosial.

Seberapa buruk sifat pemalu?

Sifat pemalu dapat bervariasi kondisinya. Ada orang yang hanya merasakan sedikit perasaan tidak nyaman yang masih mudah diatasi.

Tapi sebagian lain ada yang merasakan ketakutan ekstrem terhadap situasi sosial, dan ketakutan ini bisa melemahkan.

Tak main-main, rasa malu juga bisa menyebabkan penarikan diri dari kegiatan sosial, kecemasan, hingga depresi.

Sifat pemalu mencakup spektrum perilaku yang luas. Sehingga, sebenarnya normal bagi anak-anak untuk merasa malu dalam situasi baru.

Baca juga: Bedakan Sifat Pemalu dengan Gangguan Kecemasan Sosial

Pemicu sifat pemalu

Sekitar 15 persen bayi dilahirkan dengan kecenderungan pemalu. Penelitian telah menunjukkan, perbedaan biologis pada otak orang-orang yang pemalu.

Tetapi kecenderungan pemalu juga dipengaruhi oleh pengalaman sosial. Diyakini bahwa sebagian besar anak-anak pemalu, mengembangkan sifat pemalunya, dari bagaimana mereka berinteraksi dengan orangtua.

Disadari atau tidak, orangtua yang otoriter atau terlalu protektif dapat menyebabkan anak-anak mereka menjadi pemalu.

Anak-anak yang terlalu banyak dilarang dan tidak diizinkan mengalami hal-hal tertentu, mungkin juga akan mengalami kesulitan mengembangkan keterampilan sosial.

Begitu pula anak-anak dengan orangtua yang pemalu, kemungkinan mereka juga akan meniru perilaku itu.

Pendekatan yang hangat dan penuh perhatian dalam membesarkan anak-anak, biasanya menghasilkan anak-anak dengan perasaan lebih nyaman di sekitar orang lain.

Selain itu jangan lupa, sekolah, lingkungan, komunitas, dan budaya semuanya turut membentuk kepribadian seorang anak.

Misalnya saja dari sisi budaya, seperti di Amerika Serikat, cenderung menganggap sifat pemalu adalah hal yang negatif. Lain halnya dengan budaya beberapa negara di Asia, yang cenderung menganggap rasa malu lebih positif.

Baca juga: Kalimat-kalimat Positif untuk Anak Bantu Bangkitkan Rasa Percaya Diri

 

Yang harus diwaspadai

Salah satu tanda utama bahwa sifat pemalu seorang anak harus diwaspadai, adalah ketika mereka tidak pernah ingin berpisah dari orangtua mereka.

Selalu berada di sisi atau di balik tubuh orangtua dan tertarik sama sekali untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Selain itu juga, anak-anak yang berprestasi buruk dalam studi atau yang memiliki kesulitan untuk berteman harus dievaluasi untuk sifat pemalunya.

Apalagi, mereka yang telah menjadi korban intimidasi. Karena, berisiko untuk mengembangkan sifat pemalunya.

Jika tak segera diatasi, anak-anak yang terus menerus diejek bisa jadi akan menunjukkan perilaku agresif sebagai kompensasi yang berlebihan untuk rasa malunya. Mereka yang pernah mengalami pengabaian juga punya risiko yang sama.

Baca juga: Orangtua Haus Pujian, Anak-anak Kehilangan Rasa Percaya Diri

Haruskah anak pemalu menjalani perawatan?

Terkadang, anak-anak yang pemalu tidak didiagnosis dan tidak memerlukan perawatan. Tidak seperti banyak gangguan emosional lainnya, sifat pemalu sering kali tidak mengakibatkan seorang anak menyebabkan masalah.

Tidak ada amukan atau perilaku agresif yang menunjukkan tanda bahaya dan menunjukkan keharusan menjalani perawatan.

Menurut Aliansi Nasional untuk Penyakit Mental, kecemasan - yang mana lebih tinggi dari sifat pemalu - memengaruhi sekitar 7 persen anak-anak berusia 3 hingga 17 tahun di Amerika Serikat.

Terapis dapat menilai sifat pemalu seorang anak dengan melibatkan mereka dalam kegiatan seperti permainan tebak-tebakan dan permainan papan. Mereka juga dapat menggunakan boneka untuk membuat anak lebih terbuka.

Baca juga: Waspadai Gejala Kecemasan Selama Pandemi Covid-19

Pada kasus sifat pemalu yang ekstrem, tentu penting untuk diatasi, agar anak memiliki pengembangan harga diri yang sehat.

Pasalnya, sifat pemalu dapat mengakibatkan kesulitan di sekolah dan kesulitan menjalin hubungan.

Psikoterapi dapat membantu anak-anak mengatasi rasa malu. Mereka akan diajarkan keterampilan sosial, bagaimana menyadari rasa malu mereka, dan cara untuk memahami ketika rasa malu mereka adalah hasil dari pemikiran irasional.

Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam juga dapat membantu anak-anak mengatasi kecemasan, yang mungkin mendasari sifat pemalu mereka .

Dalam kasus yang jarang terjadi, pengobatan dapat memberikan bantuan sementara untuk sifat pemalu.

Baca juga: 8 Cara Mudah Tingkatkan Rasa Percaya Diri

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com