Bahkan, lebih dari 50 karyawan Under Armour, termasuk peneliti bahan, perancang sepatu, dan perancang pakaian, turut membantu berdiskusi terkait desain masker.
"Karena kami harus bekerja cepat, tidak ada waktu untuk berpikir berlebihan, dan itu membuat kami lebih kreatif," kata Snoke.
"Kami akan membuat sketsa, memotong masker, mencoba, mengevaluasi, lalu mencoba ide berikutnya berdasarkan apa yang kami pelajari."
"Fasilitas Lighthouse adalah kunci utama, karena kami dapat mengevaluasi dan beralih dengan cepat secara real time."
Tantangan terbesar mereka saat ini adalah membuat desain masker yang cocok dengan berbagai bentuk wajah dan dapat diproduksi cepat.
Baca juga: Cotton Ink Bikin Masker Kain Cantik untuk Bantu Cegah Virus Corona
Setelah menguji lebih dari 20 iterasi, tim merujuk satu desain, yaitu model one-piece dengan tampilan lipatan gaya origami yang tidak perlu dijahit.
Faktor tanpa jahitan itu penting, karena memungkinkan tim membuat masker lebih cepat, daripada mereka harus menjahitnya terlebih dulu.
Menggunakan alat pemotong berdaya tinggi, tim desain dapat membentuk 100 masker sekaligus.
Terbuat dari bahan yang memudahkan pernapasan dan tahan kelembaban, masker ini berfungsi menghentikan penyebaran virus dengan menjebak tetesan air liur dan lendir, serta mencegah orang menyentuh wajah mereka.
"Kami dapat menghasilkan sebanyak 100.000 masker per minggu, sehingga tidak ada waktu yang terbuang untuk memberikan persediaan ini kepada para profesional medis," kata Snoke.
Baca juga: LVMH Pesan 40 Juta Masker dari China, Bantu Perancis Hadapi Corona
Under Armour saat ini meluncurkan pengiriman masker ke UMMS. Bulan lalu, perusahaan mengirim 1.300 pelindung wajah ke jaringan rumah sakit.
Tantangan tim Under Armour berikutnya adalah menyediakan fanny pack yang diberi perlengkapan khusus untuk petugas kesehatan.
Bagi Snoke, lulusan desain industri di North Carolina State University, beralih dari mendesain pakaian menjadi APD medis merupakan tantangan yang berat, namun memuaskan.
"Saya tidak berpikir ada orang di tim desain kami yang pernah mengerjakan masker wajah, jadi itu tantangan besar bagi seluruh tim," kata Snoke.
Snoke mengatakan ketika permintaan untuk masker wajah terus meningkat, Under Armor berencana membuat desain masker dan metode mereka tersedia untuk produsen lain.
Perusahaan apparel lainnya, termasuk New Balance, juga tengah memproduksi masker wajah mereka untuk petugas kesehatan.
"Ada kebutuhan kritis untuk membantu mengendalikan virus agar tidak memasuki fasilitas perawatan kesehatan," kata Snoke.
"Kebutuhan yang tidak pernah terjadi sebelumnya menuntut kita semua agar menyumbangkan waktu, desain, fasilitas, dan peralatan kita untuk membuat persediaan ini dengan tujuan menghentikan penyebaran Covid-19."
Baca juga: New Balance Akan Produksi 100.000 Masker dalam Seminggu
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.