Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Harus Dilakukan Penderita Asma agar Tak Terinfeksi Covid-19

Kompas.com - 09/04/2020, 07:15 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Jangan tinggalkan obat asma

Orang dengan penyakit asma masih dapat menurunkan risiko infeksi atau mengembangkan komplikasi Covid-19 yang serius.

Poin pentingnya, terus gunakan inhaler asma setiap hari sesuai resep.

"Ini akan membantu mengurangi risiko serangan asma yang dipicu oleh virus pernapasan, termasuk virus corona," kata Nilsen.

Pastikan kita memiliki persediaan obat asma yang banyak, termasuk inhaler perawatan dan penyelamatan.

"Bicaralah dengan dokter, perusahaan asuransi, dan apoteker tentang membuat persediaan darurat obat resep seperti inhaler jika kita dikarantina atau perlu tinggal di rumah untuk jangka waktu lama."

Baca juga: 5 Hal yang Bisa Memicu Serangan Asma

Demikian kata Dr. Florencia Segura, dokter anak di Einstein Pediatrics of Vienna, Virginia.

ACAAI menyarankan, penderita asma juga harus rajin berkonsultasi dengan pakar kesehatan lewat telepon untuk mempertahankan kontak rutin dan janji temu ahli alergi mereka.

Mengelola stres

Stres juga dapat menghambat sistem kekebalan tubuh kita, dan orang-orang dengan asma bisa sangat stres mengetahui risiko mereka terkena komplikasi Covid-19 dapat meningkat.

"Sudah umum kecemasan dapat menyebabkan serangan asma, atau memperburuknya setelah kita terkena asma," kata Heilbron.

"Pasien biasanya tahu pemicu asma mereka. Menyadari hal itu dapat membantu mereka mengelola atau bahkan menghindari serangan."

Selain menggunakan mekanisme coping, banyak penderita asma telah berusaha untuk mengurangi stres, seperti olahraga, makan sehat, dan meditasi.

Baca juga: Menenangkan Diri Selama Pandemi dengan Meditasi

Heilbron menyarankan, agar kita menghilangkan stres terkait Covid-19 dengan cara menjauh dari ponsel dan televisi serta layar komputer untuk periode waktu yang lama.

"Dalam masa isolasi diri, penting untuk mendapat dukungan dari keluarga, teman, serta kelompok komunitas kita baik melalui telepon atau online," kata Dr. Judd Dawson, dokter keluarga di Centura Health di Longmont, Colorado.

Tindakan pencegahan khusus di rumah

Melakukan karantina di rumah dapat menyulitkan bagi penderita asma, kata Judith E. Quaranta, RN, PhD, CPN, AE-C, asisten profesor keperawatan dan pengajar asma di Binghamton University Nursing, New York.

"Tinggal di dalam rumah dapat meningkatkan paparan pemicu asma tertentu," kata Quaranta.

"Jika memungkinkan, sebuah ruangan di rumah kita harus dijaga agar bebas dari pemicu. Jauhkan semua hewan peliharaan dari kamar. Cobalah menjaga lingkungan yang bebas debu."

"Mintalah seseorang membersihkan rumah dengan vakum pembersih debu yang disaring HEPA. Pertahankan kelembaban rendah untuk mengurangi tungau dan debu."

"Berhati-hatilah dengan alat pembersih debu, karena asapnya bisa membuat paru-paru kita terkena iritasi," kata Dawson.

Baca juga: Insomnia Tingkatkan Risiko Asma Tiga Kali Lipat

Orang-orang dengan penyakit asma yang telah didiagnosis menderita Covid-19 harus menggunakan inhaler di tempat yang jauh dari anggota keluarga lainnya, karena virus corona menyebar melalui tetesan air yang dihembuskan.

"Pilih lokasi untuk perawatan kita di mana udara tidak dibawa kembali ke dalam rumah seperti teras atau garasi, area di mana permukaan dapat mudah dibersihkan atau tidak perlu dibersihkan," ACAAI menyarankan.

Terakhir, waspadai gejala pernapasan apa pun yang kita alami, jangan menganggapnya sebagai alergi semata.

"Siapa pun yang menderita asma atau kondisi kronis lainnya harus mencatat gejala awal seperti sesak napas, batuk yang memburuk, demam, atau sakit pada tubuh dan menghubungi dokter."

Begitu kata Dr. Lisa Ide, kepala petugas medis perusahaan telehealth Zipnosis kepada Healthline.

Baca juga: Adakah Kaitan antara Asma dan Obesitas?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com