Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Faktor Risiko yang Memicu Osteoporosis pada Pria

Kompas.com - 09/04/2020, 23:22 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama ini penyakit osteoporosis dianggap lebih banyak memengaruhi wanita, yang menyebabkan tulang melemah dan tulang patah.

Namun, The National Osteoporosis Foundation memprediksi, sebanyak 2,8 juta pria mengalami penyakit ini dan ada 14,4 juta pria dengan massa tulang rendah (osteopenia).

Setelah usia 50, enam persen dari semua pria akan menderita patah tulang pinggul akibat osteoporosis. Dan karenanya, pria juga rentan terhadap patah tulang belakang minor yang mengakibatkan nyeri kronis di punggung dan leher.

Baca juga: Olahraga untuk Mencegah Osteoporosis

Osteoporosis tidak hanya terjadi pada wanita

Osteoporosis bukan hanya penyakit wanita, kata Abby Abelson, MD, Ketua Departemen Penyakit Rematik dan Imunologi Cleveland Clinic.

Namun, ada perbedaan penting antara pria dan wanita dalam hal osteoporosis, kata Dr. Abelson. Pada pria, pengeroposan tulang dimulai lebih lambat dan berlangsung lama.

Di saat pria berusia 50-an tidak mengalami kehilangan massa tulang yang cepat seperti pada wanita setelah menopause, tingkat kehilangan tulang mereka sama seperti wanita berusia 65 atau 70 tahun, kata Dr. Abelson.

"Ada sejumlah masalah medis yang bisa dikaitkan dengan keropos tulang pada pria," kata spesialis kedokteran keluarga Donald Ford, MD, MBA.

"Jika seseorang kehilangan tinggi badan lebih dari 3,8 cm, pemeriksaan sinar-X direkomendasikan karena patah tulang osteoporosis dapat menyebabkan mereka kehilangan tinggi badan."

Baca juga: Terungkap, Peminum Kopi Punya Tulang yang Lebih Kuat

Selain itu, perbaikan kepadatan tulang direkomendasikan untuk pria di atas usia 70 tahun. Jika faktor risiko untuk massa tulang rendah terlihat, pria dianjurkan memperbaiki kepadatan tulang mereka.

Menurut Dr. Abelson, setelah tulang hilang, tubuh tidak bisa menggantinya hanya dengan kalsium dan vitamin D.

Kehilangan tulang berlebihan menyebabkan tulang rapuh dan cenderung patah. Patah tulang terkait osteoporosis sering terjadi di bagian pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan, serta bisa menyebabkan lumpuh secara permanen.

Pria yang mengalami patah tulang pinggul, lebih mungkin meninggal dunia karena komplikasi dibandingkan wanita.

Penelitian menunjukkan, lebih dari separuh populasi pria yang menderita patah tulang pinggul dibawa ke panti jompo, dan 79 persen dari mereka yang bertahan hidup selama satu tahun masih berada di fasilitas perawatan menengah.

Baca juga: Diet Bisa Berdampak Buruk pada Kekuatan Tulang, Apa Alasannya?

Faktor osteoporosis pada pria

Dr. Abelson mengatakan, penyakit osteoporosis pada pria kerap dikaitkan dengan:

1. Kontak terlalu lama dengan obat-obatan yang memengaruhi kepadatan tulang seperti steroid, antikolvusan, terapi kanker dan antasida yang mengandung aluminium.

2. Penyakit kronis, termasuk masalah ginjal, kondisi paru-paru, hipertiroidisme, paratiroid, malabsorpsi dan masalah pencernaan lainnya dapat menurunkan kepadatan tulang.

3. Kekurangan vitamin D

Menurut Abelson, faktor-faktor risiko yang memengaruhi pria dan wanita secara merata mencakup riwayat keluarga, merokok, minum berlebihan, asupan kalsium rendah dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Baca juga: Manfaat Susu Bukan Cuma untuk Tulang

Selain itu, Abelson mengatakan, sejumlah penyakit juga dapat memicu osteoporosis pada pria, antara lain:

1. Gangguan usus

Penyerapan nutrisi peningkat tulang yang buruk dapat menyebabkan osteoporosis.

Kehilangan tulang juga bisa berasal dari steroid yang digunakan untuk mengobati penyakit seperti kolitis ulseratif dan Crohn.

Kolitis ulseratif adalah peradangan pada usus besar dan bagian akhir usus besar yang tersambung ke anus.

Sedangkan penyakit Crohn merupakan radang usus kronis yang memicu peradangan pada lapisan dinding sistem pencernaan, mulai bagian mulut hingga anus.

Mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D plus obat osteoporosis dapat meredakan masalah pada tulang.

Baca juga: Waspadai, Kelainan Tulang Tengkorak karena Pemakaian Gawai

2. Kanker prostat

Penggunaan obat leuprolide untuk mengobati kanker prostat yang mengurangi androgen dapat membuat pria cenderung mengalami massa tulang rendah dan patah tulang.

Pemantauan kepadatan tulang dianjurkan selama perawatan kanker prostat.

3. Hipogonadisme

Hipogonadisme adalah kondisi di mana hormon testosteron pria berada di bawah jumlah normal.

Rendahnya produksi testosteron dapat memengaruhi kekuatan tulang. Meski terkadang sulit dideteksi, terapi penggantian hormon pria bisa memperbaikinya.

Baca juga: 7 Langkah demi Hindari Kerusakan Tulang di Usia Tua

4. Hiperparatiroidisme

Kondisi ini terjadi saat kelenjar paratiroid di leher terlalu aktif dan memproduksi terlalu banyak hormon paratiroid di dalam aliran darah.

Hal ini dapat membuang hormon yang mempertahankan kadar kalsium secara tepat di dalam darah dan tulang.

Pertumbuhan pada kelenjar paratiroid dapat menyebabkan kondisi tersebut, yang hanya bisa disembuhkan dengan pembedahan.

Abelson mengatakan, penting bagi pria untuk tidak membiarkan kondisi ini terjadi agar kesehatan tulang kita tetap terjaga.

"Di saat pria mendapatkan osteoporosis dan mempertahankan patah tulang dari penyakit ini, mereka mungkin lebih menderita dari konsekuensi yang parah," katanya.

"Waspadai kesehatan tulang bahkan jika kita adalah laki-laki, dan ambil langkah pencegahan saat diperlukan."

Mendapatkan kalsium dalam diet juga merupakan langkah yang baik untuk mencegah osteoporosis, kata Dr. Ford. Asupan kalsium harian yang disarankan adalah 1.200 hingga 1.500 mg per hari.

"Jika kita tidak mengonsumsi produk susu, sayuran hijau dan sayuran lainnya memiliki sumber kalsium yang jauh lebih baik."

Baca juga: Penyebab Lain dari Tulang Keropos

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com