Geeta dan keluarganya tinggal di lingkungan miskin yang disebut mohalla, sebuah daerah pinggiran.
Hari-hari Geeta biasanya dilalui dengan berjalan kaki mengambil air, memasak, dan menunggu anak-anaknya pulang sekolah.
“Tetapi sekarang berubah setelah sekolah ditutup. Anak-anak sekarang selalu di rumah dan mulai jadi sasaran kemarahan ayahnya,” katanya.
Suaminya menjadi gampang marah karena hal-hal kecil, termasuk saat anak-anaknya tidak bisa diam.
“Saya berusaha mengalihkan perhatiannya agar ia tidak marah ke anak-anak. Tapi, makin lama kami selalu di rumah, makin sulit mengalihkan perhatiannya,” katanya.
Baca juga: Kasus Kekerasan Rumah Tangga di Australia Meningkat Terkait Virus Corona
Kai, New York, Amerika Serikat
Kai merupakan remaja yang sekarang ini terpaksa tinggal dengan ayahnya. Sebelumnya, ia tinggal bersama sang ibu, namun setelah toko tempat ibunya bekerja ditutup, kini penyakit mental ibunya kambuh lagi.
Ibunya lalu meminta Kai sementara tinggal dulu bersama ayahnya, padahal selama bertahun-tahun ia menjadi korban kekerasan fisik dan seksual dari pria yang dipanggilnya ayah itu.
“Saat aku kembali ke rumah ini, otakku seakan mati. Semua hal, perasaanku seolah mati,” katanya.
Ibu Kai kehilangan pekerjaan dan penghasilan sehingga ia menjadi depresi. Ia lalu meminta Kai meninggalkan rumah dan kembali ke ayahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.