Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/04/2020, 12:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketidakpastian yang mengelilingi kehidupan kita di masa pandemi Covid-19 membuat sebagian orang mengalami overthinking atau berpikir berlebihan.

Berpikir untuk mengantisipasi masa depan dan mengambil pelajaran dari masa lalu memang perlu. Namun, pikiran yang berlebihan tetap harus dihentikan.

Misalnya, dalam satu hari (24 jam) usahakan tidak banyak waktu kita yang dihabiskan untuk memikirkan hal tersebut.

Baca juga: Sering Overthinking? Awas Bisa Jadi Anda Mengidap Gangguan Kecemasan

Kecemasan dan kekhawatiran adalah contoh aspek yang biasa dialami oleh mereka yang overthinking.

"Kalau overthinking dibiarkan akan berdampak tidak sehat buat diri kita."

Demikian kata Praktisi emotional healing and mindfulness, Adjie Santosoputro dalam Mother & Baby Insta Live, Jumat (10/4/2020).

Beberapa dampak overthinking yang perlu diwaspadai, antara lain:

- Relasi. Seseorang yang overthinking cenderung mudah marah, dan jika dibiarkan berlarut bisa mengganggu relasinya dengan orang lain.

- Kebahagiaan akan terasa menjauh bagi orang yang overthinking.

- Kesehatan. Overthinking bisa berdampak pada kesehatan fisik, mulai dari skala ringan hingga berat.

Itulah mengapa banyak orang yang overthinking juga kerap mengalami gejala seperti asam lambung naik, dan sebagainya.

- Pekerjaan. Performa dan produktivitas akan terkena dampak dari overthinking.

Mengatasi overthinking

Adjie menyarankan agar kita semua terlebih dahulu menerima situasi yang sedang dijalani saat ini.

Pahamilah bahwa saat ini kita sedang saling menopang untuk bertahan dari penyebaran infeksi virus.

Baca juga: Ini yang Terjadi jika Punya Kebiasaan Overthinking

Cobalah meluangkan waktu untuk melatih pikiran dan memulai dengan menyadari napas.

Tak perlu lama-lama, kamu cukup meluangkan waktu antara 2-5 menit untuk melakukannya.

"Jadi, ketika menarik napas sadari kita sedang menarik napas," ungkapnya.

Di tengah proses tersebut, pikiran kira mungkin akan kelayapan ke sana ke mari, namun hal itu tak menjadi masalah.

Setiap pikiran berkelana jauh, cobalah untuk kembali fokus untuk menyadari napas.

Sadari bahwa pikiran hanyalah pikiran, bukan kenyataan.

Sebab, hal yang menjadi sumber permasalahan dari orang-orang yang overthinking adalah bagaimana mereka menyikapi pikirannya sendiri.

"Kalau kita terlalu percaya bahwa pikiran adalah kenyataan, maka akan muncul kecemasan, asam lambung naik, psikosomatis."

"Maka kita perlu membenahi hubungan dengan pikiran kita, salah satunya dengan latihan menyadari napas," tutur dia.

Baca juga: Kamu Overthinking? Simaklah Contoh Kasus dan Solusinya

Untuk hadir seutuhnya atau mindful, ada beberapa latihan yang bisa kita lakukan:

- Sitting practice: duduk diam tanpa berkegiatan apa pun selain fokus menyadari napas.

- Eating practice: makan sambil mengajak pikiran untuk bermenditasi. Jangan melakukan kegiatan lain selain makan.

- Walking practice atau moving practice: melatih diri kita untuk lebih hadir seutuhnya di masa sekarang.

Latihan ini bisa dilakukan sambil mengerjakan aktivitas harian kita. Kuncinya, kata Adjie, adalah napas.

"Setiap pikiran kita mulai ngelayap, kembalilah ke napas," ungkap dia.

Namun, jika merasa overthinking tersebut sudah mengganggu fungsi kita sebagai manusia, maka usahakan mencari bantuan kepada profesional, misalnya pada psikolog atau psikiater.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com