KOMPAS.com - Masa karantina di tengah pandemi Covid-19 membawa berbagai perubahan dalam pola hidup masyarakat. Hal ini membuat sebagian orang mengalami konstipasi alias sembelit.
Tanya Zuckerbrot, R.D., Ahli gizi sekaligus pendiri F-Factor Diet, program penurunan berat badan berbasis nutrisi tinggi serat, menjelaskan lebih rinci penyebab sembelit yang dialami sejumlah orang di masa karantina.
Sembelit adalah perubahan pergerakan usus sebagai akibat dari perubahan rutinitas. Misalnya, sebelum pembatasan fisik (physical distancing) kamu selalu buang air besar setiap hari, tetapi sekarang kamu hanya melakukannya tiga kali dalam seminggu.
Apa penyebabnya?
Kurang gerak kemungkinan merupakan penyebab utama sembelit di masa karantina. Studi menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang berkurang dan perilaku menetap berhubungan dengan peningkatan laporan sembelit.
"Kita cenderung makan lebih banyak makanan tidak sehat dan tidak makan cukup serat. Selain itu, kita juga tidak minum banyak air, padahal hidrasi yang tepat merupakan bagian integral dari pergerakan usus yang normal," paparnya.
Jika kamu mengalami masalah sembelit, tujuh tips berikut mungkin bisa menjadi solusi:
1. Fokus makanan tinggi serat
Beberapa orang mungkin menimbun beras, makanan olahan, atau mie untuk disimpan sepanjang masa karantina. Meski mudah disimpan, namun makanan-makanan tersebut cenderung minim nutrisi, terutama serat.
Makanan berserat tinggi meningkatkan frekuensi buang air besar normal, membantu meningkatkan motilitas usus dan bahkan dapat meningkatkan volume feses.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.