Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/04/2020, 19:48 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

4. Beraktivitas fisik

Masa karantina mungkin membuatmu cenderung lebih banyak rebahan atau duduk-duduk sambil menyaksikan serial kesayangan. Pola hidup tidak aktif menyebabkan sembelit, terutama jika sebelumnya kamu tergolong sering melakukan aktivitas fisik secara rutin.

Zuckerbrot menjelaskan, meningkatkan aktivitas fisik dapat mempercepat waktu transit, yang berarti lebih sedikit air yang diserap kembali dari feses sehingga membantunya dikeluarkan dengan mudah.

"Berjalan kaki setiap hari dan melakukan latihan di rumah selama 20 hingga 30 menit saja dapat meningkatkan aliran darah dan meningkatkan motilitas usus," ungkapnya.

5. Minum banyak air

Berdiam diri di rumah mungkin membuatmu lebih sedikit minum air. Selain karena lebih sedikit melakukan aktivitas fisik, tempat tinggalmu mungkin dilengkapi pendingin ruangan yang membuatmu lebih nyaman beraktivitas.

Padahal, minum sangatlah penting untuk fungsi usus normal.

"Di usus besar, air diserap kembali ke dalam tubuh dan dikeluarkan dari tinja, membuatnya lebih sulit untuk dilewati," kata Zuckerbrot.

"Kita perlu memastikan mengisi ulang air itu sehingga tubuh tetap terhidrasi."

Zuckerbrot menyarankan minum 2 hingga 3 liter air setiap harinya untuk membantu memperlancar pencernaan dan menurunkan sembelit.

6. Buang air pada waktu yang rutin

Mempertahankan jadwal buang air besar secara teratur dapat melatih tubuh mengenali kapan saatnya untuk buang air besar.

Seorang dokter dan profesor klinis di University of Iowa, Terry Wahls, M.D. bahkan menyarankan agar kita menambahkan air panas ke dalam minuman kita.

"Tubuh akan mempelajari polanya dan lebih mungkin untuk buang air besar setiap hari jika kamu mengatur polanya," kata dia.

7. Menggabungkan dengan intermittent fasting

Menjalani intermittent fasting diyakini mampu mengurangi gangguan pencernaan, seperti konstipasi.

Dokter integratif tersertifikasi, Amy Shah, M.D. menjelaskan hal itu dilakukan untuk mengatur ulang usus dan beristirahat dari semua aktivitas pencernaan yang dilakukan.

"Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mencoba berpuasa selama setidaknya 16 jam, sedangkan sisanya kamu bisa makan," jelasnya.

Misalnya, kamu makan makanan tinggi serat Pukul 18.00, maka kamu baru boleh sarapan pada Pukul 10.00 keesokan harinya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com