Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2020, 08:11 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNBC

Hal ini berguna untuk menentukan apakah seseorang bisa kebal terhadap virus itu.

WHO menyebut, di saat tes kesehatan dapat menentukan seseorang  terpapar virus corona, tidak jelas apakah tes tersebut dapat mengidentifikasi orang-orang yang kebal dari infeksi virus untuk kedua kalinya.

Status pembatasan sosial tidak dapat segera dicabut

Pejabat WHO mengingatkan agar negara di seluruh dunia tidak segera mencabut pembatasan sosial dan membuka bisnis kembali.

"Di saat Covid-19 bergerak sangat cepat, virus ini menghilang secara lebih lambat."

"Dengan kata lain, penurunan virus lebih lambat," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO pada konferensi pers di kantor pusat Jenewa, Swiss.

"Itu berarti, tindakan pengendalian sosial harus dicabut perlahan-lahan, tidak bisa sekaligus."

Tedros menyebut, setiap negara harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum mencabut kebijakan jarak sosial.

Baca juga: Ibu Terinfeksi Virus Corona, Bolehkah Tetap Menyusui Si Kecil?

1. Penularan virus harus dapat dikendalikan.

2. Sistem pengawasan mampu mendeteksi, mengisolasi, dan merawat pasien.

3. Meminimalkan wabah di rumah sakit dan panti jompo.

4. Langkah pencegahan di lokasi seperti sekolah dan tempat kerja.

5. Risiko datangnya penyakit dari luar negeri harus terkendali.

"Langkah pengendalian hanya dapat dicabut jika tindakan kesehatan masyarakat bisa diterapkan, termasuk kapasitas signifikan untuk melacak kontak," ujar Tedros.

Pembatasan sosial di Indonesia

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com