Praktik ini juga legal di Kanada -pada tahun 2017 jaringan Global News TV memprofilkan SkullStore, toko yang menjual sisa-sisa tubuh manusia.
Situs web toko itu mengiklankan kepala anak yang menyusut, yang dijual dengan harga di bawah 100.000 dollar Kanada.
Pemilik toko, Ben Lovatt, mengatakan kepada Insider, pegangan tas berbentuk tulang belakang tersebut memang tampaknya merupakan spesimen medis atau bagian pengajaran yang sudah tak dipakai.
Baca juga: Sepatu Minen Pakai Kulit Buaya hingga Gajah, Harganya Capai Rp 20 Juta
Dia menambahkan, ada sejarah panjang perdagangan tulang untuk pengajaran, juga untuk tujuan budaya, dan pribadi.
Seorang Jurubicara The Unconventional, yang telah mengiklankan tas yang dibuat dari tulang belakang manusia ini sejak 2016 juga angkat bicara.
Dia mengatakan kepada Insider, "yang akan saya katakan adalah bahwa saya tidak memaafkan penggunaan sisa-sisa manusia nyata."
Produk tas, serta nomor kontak perusahaan, telah ditarik dari situs web perusahaan sejak posting Twitter mendapat perhatian.
Distributor lain, Not Just A Label (NJAL), juga menjadi tempat bagi Arnold menjual karyanya.
Saat ditanya tentang pendirian mereka tentang etika dari karya Arnold Putra, manajer program desain Erica Sabatini berkomentar.
"NJAL adalah platform terbuka bagi para desainer untuk memamerkan desain mereka, dan bebas bagi semua orang untuk membuat akun, NJAL tidak mengganggu atau berinteraksi dengan desainer dalam proses kreatif," kata dia.
Menanggapi kemarahan di dunia maya, Arnold mengatakan, "ini adalah bagian dari proses pembelajaran kreatif yang harus melibatkan oposisi."
"Jika tidak, itu hanya akan menjadi bentuk validasi berulang," tegas dia.
"Saya tidak berniat untuk menjual habis dan akan terus mewujudkan ide-ide saya."
Segera setelah tweet dengan tas tersebut tersebar luas, Maxim menghapus unggahannya.
"Saya membagikannya hanya karena saya pikir itu adalah sesuatu yang harus dilihat orang lain," kata dia kepada Insider.
"Aku tidak percaya dia lolos dengan apa yang telah dia lakukan," sebut Maxim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.