KOMPAS.com - Pandemi virus corona rupanya bisa memiliki efek jangka panjang pada anak. Rahil Briggs, Psy.D., menyebutkan metafora dandelion dan anggrek.
Ini adalah teori yang dikembangkan oleh Dr. Thomas Boyce, M.D., seorang dokter anak dan peneliti, dan menyatakan bahwa sebagian besar anak-anak adalah tanaman liar berbunga, cukup ulet, dan mampu mengatasi stres ketika datang.
Tapi, Dr. Boyce memperkirakan sekitar 20 persen anak-anak adalah bunga anggrek. Saat ia menggambarkannya di “Fresh Air” NPR pada tahun 2019, anak yang digolongkan sebagai bunga anggrek adalah anak yang menunjukkan sensitivitas dan kerentanan besar terhadap lingkungan yang buruk dan baik.
“Mereka mungkin lebih sensitif karena kombinasi alasan biologis dan lingkungan,” kata Boyce.
Baca juga: 8 Persoalan Anak yang Tak Boleh Diabaikan Orangtua Selama Pandemi
Jika kamu memiliki anak dengan jenis bunga anggrek, dan dia sekarang mungkin "berjuang" lebih dari anak lainnya, dengan semua perubahan yang terjadi pada pandemi ini pada kehidupannya.
Penelitian Dr. Boyce menunjukkan bahwa anak jenis bunga anggrek berkembang dengan rutinitas rutin, yakni, rutinitas yang harus diatur kembali secara signifikan dalam satu atau dua bulan terakhir.
Untuk itu perlu penanganan khusus bagi anak jenis bunga anggrek ini, walaupun cara ini sebenarnya bisa saja diterapkan pada semua anak dalam menghadpi masa pandemi ini.
1. Mengakui perubahan
Mengakui adanya perubahan baru-baru ini dalam kehidupan anak-anak dapat terasa sangat pas, kata Becky Kennedy, Ph.D., seorang psikolog klinis di New York City.
"Bersama anak-anak buatlah daftar hal-hal yang telah berubah dan hal-hal yang tetap sama," kata Dr. Kennedy.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.