Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2020, 13:49 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Desa Kertajaya berada di Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Sekilas tak ada yang berbeda antara Kertajaya dan desa lainnya di Tanah Sunda. Umumnya, warga di sana bekerja sebagai petani, di tengah pemandangan desa yang asri.

Pada masa pandemi virus corona seperti sekarang ini, warga desa boleh jadi lebih tenang. Setidaknya, mereka tidak perlu khawatir tentang ketersediaan pangan bila sesuatu yang lebih buruk terjadi.

“Kami warga desa bahu-membahu, bekerja sama membuat lumbung padi, jika suatu hari terjadi krisis,” ujar Asep Yana, warga Kertajaya, dalam perbincangan dengan Kompas.com, Kamis (17/4/2020).

Baca juga: Diet Tanpa Nasi di Negeri Penghasil Beras, Mungkinkah?

Relawan Rumah Zakat ini menceritakan, ada lahan padi seluas 270 hektar di sana.

Masyarakat kemudian menginisiasi lumbung pangan dengan mengumpulkan masing-masing 15 kilogram padi kering. Pengumpulan bisa dilakukan hingga mencapai kapasitas 30 ton.

Selain itu, Asep bersama Rumah Zakat juga berupaya menghidupkan kembali budaya beas (beras) perelek.

Beas perelek merupakan bagian dari budaya Sunda yang banyak dilakukan pada zaman dulu untuk membantu warga tidak mampu.

Caranya, seseorang atau sekelompok orang mengumpulkan beras dari orang mampu secara rutin. Beras tersebut kemudian dibagikan kepada orang yang membutuhkan.

“Dulu budaya ini jalan, lalu sempat berhenti. Kami ingin menghidupkannya kembali,” ucap Asep.

Baca juga: Manfaat Air Cucian Beras yang Kamu Perlu Tahu

Sepekan sekali beas perelek itu diambil. Dalam 40 hari, total beas perelek di desa itu mencapai 118 kilogram, atau sekitar 1,5 ton beras per tahun.

“Masyarakat desa sangat antusias untuk peduli sesama,” tutur dia lagi.

Bahkan saat ada sosialisasi dan pembagian disinfektan, hand sanitizer, ataupun masker, masyarakat sangat antusias.

Mereka mencoba menerapkan gaya hidup sehat dan berjuang bersama-sama melawan virus corona.

Termasuk penyiapan pangan tadi. Pada masa pandemi corona, warga semakin antusias berbagi lewat beas perelek dan menjaga ketahanan pangan desanya.

Desa Kertajaya adalah satu dari 1.620 Desa Berdaya Rumah Zakat di Indonesia. Desa Berdaya merupakan program pemberdayaan masyarakat terintegrasi yang disesuaikan dengan potensi desa.

Demi memajukan perekonomian warga, Desa Berdaya membangun Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMas) yang memiliki beragam unit usaha.

Baca juga: Mengenal Beras Fortifikasi yang Disebut Bisa Cegah Stunting

Hingga 2019, sebanyak 41 persen dari mustahik yang dibina meningkat kesejahteraannya, dan 21,4 persen keluar dari garis kemiskinan.

Program Desa Berdaya dan lainnya pun mengantarkan Rumah Zakat mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang ke-14 kalinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com