KOMPAS.com – Di seluruh dunia orang mengubah kebiasaan mereka untuk tak lagi berjabat tangan saat bertemu, menjaga jarak, hingga memakai masker, demi mengurangi risiko tertular Covid-19.
Perubahan perilaku itu karena hingga saat ini pandemi belum berhasil diatasi dan secara global sudah lebih dari 100.000 orang meninggal dunia.
Namun demikian, bagaimana jika kita menjumpai orang yang tidak mengindahkan aturan-aturan pembatasan jarak fisik. Misalnya tidak menutup mulut ketika batuk atau berdiri terlalu rapat ketika mengantri di kasir. Apakah kita harus menegurnya atau membiarkan?
Dalam situasi yang normal, batasan antara bersikap “benar” dengan menegur orang terkadang kabur, namun sekarang ini adalah pandemi.
Aturan baru tentang pembatasan jarak fisik dan kebersihan diri seharusnya dipatuhi oleh setiap orang untuk melindungi diri dan orang lain.
“Sampai saat ini kita belum punya obat atau vaksin. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengubah perilaku dan ada bukti ilmiah bahwa ahl itu efektif dan disiplin menjalannya,” kata pakar etika medis Arthur Caplan.
Baca juga: INFOGRAFIK: Memahami Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB
Menurutnya, kita tidak harus menjadi orang yang menjengkelkan, tapi kita berhak untuk memberitahu bagaimana yang benar.
“Secara langsung atau tidak itu bisa menyelamatkan nyawa,” kata Caplan kepada Time.