KOMPAS.com - Virus corona baru atau sering disebut Covid-19 baru merebak di akhir tahun 2019, tetapi sepertinya butuh waktu lama bagi para ilmuwan untuk mengatasinya.
Tidak hanya itu, pasien yang terjangkit virus ini juga membutuhkan waktu pemulihan yang tidak sebentar untuk benar-benar sehat.
Menurut koresponden sains dan kesehatan BBC James Gllagher, masa pemulihan sangat tergantung pada seberapa sakit kita.
“Sebagian orang bisa sembuh dengan cepat, tetapi bagi yang lain gangguan kesehatannya berdampak jangka panjang,” katanya.
Usia, jenis kelamin, dan masalah kesehatan lain yang dimiliki juga meningkatkan risiko perburukan dari Covid-19. Makin invasif pengobatan yang diberikan dokter, makin lama durasinya, maka makin panjang juga periode pemulihannya.
Mayoritas orang yang terinfeksi Covid-19 hanya mengalami gejala utama penyakit ini, yaitu demam atau batuk. Namun, terkadang disertai dengan nyeri di tubuh, kelelahan, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Gejala batuknya berupa batuk kering, namun ada juga orang yang mulai menderita batuk berlendir yang mengandung sel-sel paru yang sudah mati yang dibunuh virus.
Baca juga: Apakah Batuk Anda Gejala Covid-19? Simak Ciri-cirinya
Gejala-gejala itu biasanya cukup diatasi dengan istirahat total di tempat tidur (bed rest), konsumsi cukup cairan, dan obat pereda nyeri seperti parasetamol.
Karena gejalanya ringan, biasanya proses pemulihannya juga cepat dan kesehatan bisa kembali seperti semula.
Menurut WHO, demam biasanya tak lebih dari seminggu walau batuknya masih ada. Dari data pasien-pasien di China, waktu pemulihan total sekitar dua minggu.