Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Lama Proses Kesembuhan Infeksi Virus Corona?

Kompas.com - 20/04/2020, 10:12 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber BBC

KOMPAS.com - Virus corona baru atau sering disebut Covid-19 baru merebak di akhir tahun 2019, tetapi sepertinya butuh waktu lama bagi para ilmuwan untuk mengatasinya.

Tidak hanya itu, pasien yang terjangkit virus ini juga membutuhkan waktu pemulihan yang tidak sebentar untuk benar-benar sehat.

Menurut koresponden sains dan kesehatan BBC James Gllagher, masa pemulihan sangat tergantung pada seberapa sakit kita.

“Sebagian orang bisa sembuh dengan cepat, tetapi bagi yang lain gangguan kesehatannya berdampak jangka panjang,” katanya.

Usia, jenis kelamin, dan masalah kesehatan lain yang dimiliki juga meningkatkan risiko perburukan dari Covid-19. Makin invasif pengobatan yang diberikan dokter, makin lama durasinya, maka makin panjang juga periode pemulihannya.

Jika gejalanya ringan

Mayoritas orang yang terinfeksi Covid-19 hanya mengalami gejala utama penyakit ini, yaitu demam atau batuk. Namun, terkadang disertai dengan nyeri di tubuh, kelelahan, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.

Gejala batuknya berupa batuk kering, namun ada juga orang yang mulai menderita batuk berlendir yang mengandung sel-sel paru yang sudah mati yang dibunuh virus.

Baca juga: Apakah Batuk Anda Gejala Covid-19? Simak Ciri-cirinya

Gejala-gejala itu biasanya cukup diatasi dengan istirahat total di tempat tidur (bed rest), konsumsi cukup cairan, dan obat pereda nyeri seperti parasetamol.

Karena gejalanya ringan, biasanya proses pemulihannya juga cepat dan kesehatan bisa kembali seperti semula.

Menurut WHO, demam biasanya tak lebih dari seminggu walau batuknya masih ada. Dari data pasien-pasien di China, waktu pemulihan total sekitar dua minggu.

Robot Amy (kiri) dan Temi saat simulasi membantu petugas medis dalam menangani pasien virus corona (Covid-19) di Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ), Jakarta, Kamis (16/4/2020). RSPJ mengerahkan dua robot untuk membantu petugas medis menangani pasien Covid-19.AFP/ADEK BERRY Robot Amy (kiri) dan Temi saat simulasi membantu petugas medis dalam menangani pasien virus corona (Covid-19) di Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ), Jakarta, Kamis (16/4/2020). RSPJ mengerahkan dua robot untuk membantu petugas medis menangani pasien Covid-19.

Jika gejalanya lebih serius

Penyakit ini bisa berakibat lebih serius pada sebagian orang. Hal ini terjadi sekitar 7-10 hari setelah infeksi.

Perjalanan penyakitnya bisa berubah dengan cepat. Napas menjadi sesak dan paru mengalami peradangan. Hal ini karena sistem imun tubuh berusaha melawan virus, dan sebenarnya bereaksi berlebihan sehingga tubuh mengalami kerusakan sistemik.

“Sesak napas dan perlu terapi oksigen butuh waktu lebih lama untuk membaik dan tubuh mengalami luka parut dan peradangan,” kata dokter Sarah Jarvis.

Masa pemulihannya sekitar 2-8 minggu dan setelahnya pasien masih akan mengalami rasa kelelahan.

Baca juga: Kesaksian Mereka soal Seberapa Parah Covid-19 di Minggu Kedua...

Jika butuh perawatan di ruang intensif

WHO memperkirakan 1 dari 20 orang yang terinfeksi Covid-19 akan membutuhkan perawatan di ruang intensif (ICU), yang melibatkan bantuan ventilator.

Apa pun jenis penyakitnya, perawatan di ruang ICU butuh waktu yang tidak sebentar. Setelah keluar dari ruangan ini pasien juga akan dirawat di ruang biasa sebelum diperbolehkan pulang.

Menurut kepala departemen perawatan intensive care Dr.Alison Pittard, dibutuhkan 12-18 bulan untuk pasien Covid bisa mendapatkan kesehatannya secara normal setelah perawatan di ICU.

Berbaring lama di ranjang rumah sakit akan menyebabkan hilangnya massa otot. Pasien akan menjadi lemah dan butuh waktu untuk membangun otot, terkadang diperlukan fisioterapi.

“Ada elemen lain dari penyakit ini, yaitu rasa kelelahan yang menjadi faktor paling besar,” kata ahli fisioterapi ICU Paul Twose.

Menurut data pasien di China dan Italia, pasien akan mengalami rasa lemah di seluruh tubuh, sulit bernapas setelah melakukan aktivitas, batuk tak kunjung hilang, serta napas tidak teratur. Pasien juga butuh waktu tidur yang lama.

Baca juga: China Selangkah di Depan, Ini 3 Perusahaan yang Kembangkan Vaksin Corona

Apakah dampak virus corona bersifat jangka panjang?

Karena belum ada data jangka panjang, para ilmuwan tidak bisa bisa memastikannya. Meski begitu, pada sindrom distress pernapasan akut (Ards), yaitu kondisi di mana sistem imun bereaksi berlebihan, terjadi kerusakan pada paru.

Dari data pada pasien-pasien Ards diketahui, bahkan setelah lima tahun seseorang masih mengalami gangguan fisik dan psikologis.

Pasien dengan gejala berat yang membutuhkan ventilator akan dibuat “tidur” oleh dokter sehingga seringkali hal ini menyebabkan gangguan stress pasca-trauma.

Bisakah tertular kembali

Menurut data dari Universitas John Hopkins pada tanggal 15 April, dari dua juga orang yang terinfeksi Covid-19, sekitar 500.000 orang telah sembuh.

Kendali begitu, apakah orang yang sudah sembuh akan memiliki kekebalan terhadap virus ini masih jadi perdebatan.

Jika pasien telah sembuh, seharusnya memang terbentuk respon imun. Laporan-laporan infeksi ulangan pada pasien yang sudah dinyatakan sembuh kemungkinan karena tes yang kurang akurat bahwa sebelumnya mereka sudah bebas dari virus.

Baca juga: Tes Antibodi Tidak Dapat Menunjukkan Kekebalan Seseorang dari Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com