Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berubahnya Bisnis Kuliner di Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 20/04/2020, 13:23 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah di dunia berdampak pada berbagai sektor, tak terkecuali sektor kuliner.

Banyak pebisnis kuliner dan pemilik restoran di dunia terpaksa menutup usahanya untuk sementara waktu, dan tak sedikit yang mengalami kebangkrutan.

Hal ini dijelaskan oleh Chef Gun Gun Handayana dan Chef Ragil Imam Wibowo pada program Chef Talks "Berbisnis Kuliner di Masa Penuh Tantangan" yang ditayangkan live di akun Instagram @unileverfoodsolutionsID.

Chef Gun Gun mengatakan, wabah virus corona telah mengakibatkan penurunan pendapatan bagi mereka yang berkecimpung di industri kuliner.

"Data menunjukkan, pendapatan restoran di seluruh dunia turun hingga 70 persen. Bahkan di beberapa tempat, angka penurunan mencapai 80 persen," kata Chef Gun Gun.

Alih-alih pergi ke restoran, saat ini orang-orang lebih memilih berbelanja bahan makanan serta bahan-bahan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut Chef Ragil Imam Wibowo, pendiri rumah makan NUSA Indonesian Gastronomy, data dari pertengahan Maret hingga awal April 2020 memperlihatkan, snack atau makanan ringan adalah barang yang paling banyak dibeli.

"Kebetulan saya pernah ke pasar swalayan, di mana banyak orang membeli makanan ringan dan makanan instan. Mereka melakukan stock up karena takut PSBB membuat mereka tidak bisa pergi berbelanja," ujar dia.

Dampak pandemi terhadap bisnis Chef Ragil

Chef Ragil mengatakan, pandemi virus corona telah memberi dampak sangat besar bagi usahanya.

"Karena pandemi, saya harus melakukan hal yang ekstrem, beberapa usaha saya tutup sementara dan ada yang saya tutup selamanya."

"Hampir semua sektor terdampak dan ini bukan hanya di Indonesia, tapi seluruh dunia."

"Beberapa teman saya yang punya restoran di luar negeri, termasuk di Eropa juga harus menutup usahanya sementara," ucap Chef Ragil.

Dari sembilan restoran milik Chef Ragil yang berada di area Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Depok, hanya dua unit yang buka per hari ini, dan satu unit yang dikhususkan untuk delivery.

"Empat kita tutup sementara, dan dua unit kita tutup selamanya. Kita mulai berpikir bagaimana caranya mengubah konsep, mengembangkan unit bisnis baru," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com