Lendir tersebut bisa mengiritasi bagian belakang tenggorokan dan menyebabkannya terasa panas. Gejala lain yang mungkin muncul, yaitu batuk, rasa geli di tenggorokan, suara serak, bau mulut, dan hidung berair.
Flu
Influenza atau flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Flu bisa menyebabkan tenggorokan sakit dan panas.
Namun, kondisi ini bisa menjadi lebih serius, bahkan pada sebagian orang dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti pneumonia.
Ketika terpapar virus flu, kamu juga mungkin merasakan gejala, seperti panas dingin, nyeri otot, batuk, hidung tersumbat, kelelahan, muntah.
Baca juga: Simak, 6 Kiat Jaga Imunitas agar Terhindar dari Flu
Mononukleosis
Mononukleosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Virus ini bisa menyebar melalui cairan tubuh, seperti halnya air liur. Salah satu gejala dari mononukleosis adalah tenggorokan panas dan sakit.
Sementara, gejala lain yang dapat terjadi, yaitu kelelahan ekstrim, demam, pegal-pegal, sakit kepala, ruam, dan pembengkakan kelenjar di leher atau ketiak.
Radang amandel (tonsilitis)
Tonsilitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada amandel. Amandel terletak di belakang tenggorokan yang dapat membantu melawan virus dan bakteri.
Radang amandel ini bukan hanya menyebabkan tenggorokan panas, nyeri, dan tidak nyaman, tetapi juga memicu pembengkakan amandel, susah menelan, demam, sakit telinga, dan kelelahan.
Sindrom mulut panas (burning mouth syndrome)
Sindrom mulut panas merupakan istilah medis untuk menggambarkan sensasi terbakar di bagian dalam mulut dan tenggorokan. Masalah ini dapat disebabkan oleh masalah saraf dan kondisi mulut yang kering.
Rasa yang membakar ini bisa terasa di tenggorokan, bibir, lidah, langit-langit mulut, bahkan pipi. Selain itu, kamu mungkin merasakan kehausan, mulut pahit, dan hilang nafsu makan.
Esofagitis