Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Betapa Besarnya Potensi Gaya Hidup Syariah...

Kompas.com - 22/04/2020, 13:32 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mengenakan pakaian sopan, berhijab, mengonsumsi makanan halal, jalan-jalan ke destinasi wisata halal, menghindari riba, menjadi sebagian dari bentuk gaya hidup syariah.

Perkembangan gaya hidup syariah di negara-negara Muslim, bahkan dunia, semakin membesar dari tahun ke tahun.

Salah satu alasannya karena, gaya hidup syariah tak melulu bicara tentang Muslim. “Misalnya makanan halal. Healthy food itu masuk dalam lingkup industri halal."

"Makanya konsumen berkepentingan. Halal sudah pasti sehat,” ujar Ketua Program Studi Ekonomi Islam Universitas Padjadjaran (Unpad), Cupian, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Trik Donita Mengenalkan soal Makanan Halal pada Anak

Cupian mencontohkan, saat masalah virus corona mulai menyerang China, masyarakat di Singapura berbondong-bondong mencari vendor makanan halal.

Sebab, mereka meyakini, untuk meningkatkan imun, diperlukan makanan sehat yang bisa didapat dari makanan halal.

“Mereka mengantre cari makanan halal, dan kebanyakan non Muslim. Mereka tidak dilatarbelakangi religiusitas tapi makanan sehat,” tutur Cupian.

Begitu pun dalam hal fesyen. Indonesia kini begitu diperhitungkan di dunia untuk fesyen Muslim. Posisinya berada di bawah Uni Emirat Arab (UEA).

Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan hal serupa.

Potensi ekonomi syariah di dunia terbilang besar.

Pada 2018, total pengeluaran penduduk Muslim di dunia mencapai 2,2 triliun dollar AS.

Jumlah itu ditopang oleh lima bidang, yakni makanan halal 1,369 miliar dollar AS, fesyen 283 miliar dollar AS, media dan rekreasi 220 miliar dollar AS.

Baca juga: Sertifikasi Produk Halal Bukan Cuma Tak Mengandung Babi

Kemudian, muslim-friendly travel 189 miliar dollar AS, serta farmasi dan kosmetik 156 miliar dollar AS.

Lalu, menurut Emir, jumlah tersebut meningkat setiap tahunnya.

“Angka tersebut belum termasuk keuangan syariah. Jumlah islamic finance assets di dunia mencapai Rp 2,5 triliun,” ungkap Emir saat dihubungi Kompas.com.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com