Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2020, 09:09 WIB

KOMPAS.com - Ada banyak kebiasaan dalam kehidupan kita yang berubah di masa pandemi Covid-19. Salah satunya adalah kebiasaan makan atau ngemil yang lebih sering.

Walau sadar ngemil makanan tidak sehat bukan kebiasaan baik, tapi rasanya sulit menahan godaan untuk mengonsumsinya. Kita cenderung akan memilih sepotong donat ketimbang apel.

Psikolog klinis Christine James menjelaskan, ada beberapa hal yang memicu keinginan ngemil lebih banyak ketika kita hanya di rumah saja.

Salah satunya adalah banyak dari kita yang kehilangan struktur dan batasan harian untuk pergi bekerja atau sekolah. Selain itu, banyak pula yang kehilangan pekerjaan serta mengkhawatirkan kondisi keuangan dan kesehatan mereka di kondisi pandemi.

Pada situasi seperti itu, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengalihkan perhatian. Banyak kekhawatiran juga menimbulkan kondisi kenyamanan dari makan.

"Tidak ada banyak kesempatan untuk mengalihkan perhatian atau tetap sibuk. Dan kebosanan dan kesepian adalah masalah nyata," kata James.

Baca juga: Yuk, Mulai Berkebun untuk Atasi Bosan Selama Karantina

Mengapa makanan tidak sehat?

Makan memang bisa menjadi pengalih dari masalah atau situasi yang sedang kita alami. Namun, kita cenderung mencari makanan tidak sehat, seperti makanan tinggi gula atu lemak. Mengapa demikian?

"Makan makanan bergula, berlemak atau tinggi karbohidrat dapat memberi kita energi singkat dan dapat melepaskan endorfin (hormon pemicu rasa positif) di otak," paparnya.

Makanan tinggi karbohidrat juga dikaitkan dengan produksi serotonin atau hormon yang menimbulkan rasa senang. Karbohidrat secara psikologis juga kerap diakitkan dengan masa kecil ketika kita diasuh.

Saat dewasa, kesan tersebut membuat diri kita merasa diperlakukan dengan baik ketika mengonsumsinya.

Baca juga: Tips Kurangi Ngemil pada Masa Isolasi Pandemi Corona

Ahli diet terakreditasi Health At Every Size, Mandy-Lee Noble mengatakan, craving atau perasaan ingin makan dapat dipicu oleh kekurangan. Misalnya, kondisi energi tubuh rendah atau kadar zat besi rendah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber ABC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com