KOMPAS.com - Banyak anggapan bahwa virus corona dapat melayang di udara (airborne), terutama di tempat-tempat yang menggunakan aerosol.
Jika begitu, bagaimana dengan kentut? Apakah virus corona dapat menyebar melalui kentut?
Kendati -mungkin, terdengar aneh, ahli kesehatan menyebut pertanyaan itu sangat wajar.
Sebuah laporan baru-baru ini mengungkap, beberapa dokter telah membahas pertanyaan serupa, terkait potensi penyebaran virus corona.
Baca juga: Cara Demi Lovato Berjuang Perangi Dampak Pandemi Corona
Di dalam laporan tersebut disebutkan, belum ada penelitian yang luas tentang masalah kentut yang menyebarkan virus corona.
Namun demikian, ada sebuah penelitian yang menyebut, kentut saat tanpa mengenakan celana bisa saja berisiko.
Laporan itu dikembangkan dari diskusi antara dua dokter yang memperdebatkan kemungkinan perut kembung sebagai media untuk virus.
Keduanya mengatakan, ada beberapa penelitian yang dapat digunakan, di mana sejumlah besar pasien virus corona menunjukkan gejala gastrointestinal -perdarahan saluran cerna.
"Tidak ada data yang dipublikasikan terkait apakah sekadar perut kembung memperlihatkan risiko penularan."'
Baca juga: Perubahan Perilaku Para Ibu di Indonesia Selama Pandemi Corona
"Meskipun pada orang terdekat tidak mungkin menjadi rute penularan signifikan," kata salah satu dokter.
Sebelumnya, WHO menyatakan, virus corona dapat tetap berada di atmosfer di mana prosedur penghasil aerosol dilakukan, seperti di rumah sakit.
Prosedur medis tertentu menghasilkan aerosol yang tinggal di atmosfer untuk periode waktu lebih lama.
Hal itu misalnya terjadi saat intubasi, ekstubasi, dan prosedur terkait, prosedur gigi, Continuous Positive Airway Pressure Ventilation (CPAP), dan lain-lain.
Nah, perut kembung dan kentut juga merupakan prosedur yang menghasilkan aerosol, sehingga ada kemungkinan gas buang menjadi media.
Studi lain mengungkap, kentut memang membawa partikel mikro yang memiliki kemampuan menyebarkan bakteri.
Baca juga: Kentut Terus-menerus Tanda Kondisi Apa?