Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2020, 16:10 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Kendati demikian, pendapat ini masih diragukan. Masih diperlukan penelitian tambahan secara menyeluruh untuk mengidentifikasi intensitas infeksi tersebut.

Centers of Disease Control and Prevention di Distrik Tongzhou, Cina, mengklaim, celana akan bertindak sebagai penghalang terhadap kentut yang membawa virus Covid-19.

Sehingga, mereka meyakini, kentut tidak akan menyebarkan virus, jika seseorang mengenakan celana.

Sementara itu, Andy Tagg, dokter di Austria mengatakan, kentut dapat menyebabkan virus corona setelah menganalisis serangkaian tes yang diambil dari pasien Covid-19 di awal tahun ini.

Dia mengutip tes yang mengungkapkan, virus tersebut ada di feses pada 55 persen pasien dengan Covid-19.

"SARS-CoV-2 dapat dideteksi di feses, dan telah terdeteksi pada individu tanpa gejala hingga 17 hari setelah paparan virus," tulis Dr. Tagg, seperti dikutip The Sun.

Baca juga: Gejala Sesak Napas Penderita Asma dan Covid-19, Apa Bedanya?

Ia menambahkan, tes sebelumnya menunjukkan kentut memiliki kekuatan untuk menyemprotkan serbuk jarak jauh.

"Bisa jadi SARS-CoV-2 dapat disebarkan melalui kekuatan kentut, kita membutuhkan lebih banyak bukti."

"Jadi, ingatlah untuk selalu mengenakan APD yang tepat dan tetap aman," sebut dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com