Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterampilan Hidup yang Bisa Diajarkan ke Anak Selama Pandemi

Kompas.com - 24/04/2020, 11:42 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menjadi krisis global yang menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan anak harus belajar di rumah.

Sebagai orangtua, kita tentu memikirkan masa depan anak-anak jika mereka tidak dapat bersekolah untuk waktu yang lama akibat pandemi.

Walau anak mungkin tidak bisa mendapat pelajaran semaksimal jika dilakukan di sekolah, tetapi setelah krisis ini berlalu banyak keterampilan hidup yang bisa didapat anak sebagai bekal untuk melewati hal sulit di masa depan.

Ini bukan untuk menutupi seberapa parah dampak pandemi, melainkan jenis pembelajaran yang bisa datang dari penderitaan dan kesulitan.

"Ini saat yang mengerikan bagi kita. Tetapi ini juga merupakan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar bahwa mereka memiliki kapasitas luar biasa dalam mengatasi kesulitan," kata psikolog Ron Stolberg, penulis "Teaching Kids to Think," kepada HuffPost.

Baca juga: Mengatur Jadwal Kegiatan Anak Selama di Rumah Saja

Menurut Stolberg, ini empat keterampilan hidup yang bisa diajarkan kepada anak-anak dari pandemi Covid-19.

1. Belajar hidup dengan ketidakpastian

Dalam hitungan bulan, dunia anak-anak berubah karena Covid-19. Mereka tidak pergi ke sekolah, tidak melihat teman, dan dalam banyak kasus, mereka bahkan tidak bisa pergi keluar rumah sama sekali.

Tidak ada orang dewasa dalam kehidupan mereka yang dapat memberi mereka jawaban tentang bagaimana atau kapan semua ini akan berakhir, karena semuanya tidak pasti.

"Tetapi belajar hidup dengan ketidaknyamanan dan ketidakpastian adalah proses menjadi orang dewasa yang sehat secara perkembangan."

Begitu kata Nicholas Westers, psikolog pediatrik dengan Children's Health dan profesor di UT Southwestern, kepada HuffPost.

Baca juga: Menjawab Pertanyaan Anak, Kapan Pandemi Covid-19 Akan Berakhir?

Daripada mencoba memberi anak jawaban pasti tentang kapan pandemi berakhir dan apa yang akan terjadi, jujurlah tentang fakta bahwa ada banyak hal yang tidak kita ketahui.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Jika kita memiliki anak balita atau anak usia prasekolah di rumah, jelaskan dokter berupaya menemukan obat yang akan membantu kita semua menjadi sehat dan membuat hidup kembali normal, kata Stolberg.

Pada anak yang lebih besar, kita bisa lebih jujur. Tanyakan kepada mereka, apa yang menurut mereka terjadi di dunia saat ini, kemudian beri tahu mereka apa yang kita ketahui dan tidak.

Sampaikan bahwa kita akan menyampaikan jika ada sesuatu terus berubah dan berkembang.

Baca juga: 4 Cara Membantu Mengatasi Kecemasan Anak Selama Karantina

2. Bagaimana menjadi tangguh

Meskipun ada banyak bukti menunjukkan beberapa anak sedang berjuang saat ini, para ahli mengatakan anak-anak sebenarnya sangat tangguh.

Ini adalah waktu yang tepat bagi orangtua membantu anak-anak dan menghargai kemampuan mereka untuk bangkit kembali.

Westers menyarankan agar orangtua memberi ruang bagi anak-anaknya untuk ketidaknyamanan. Salah satu caranya adalah dengan mengakui (sesuai usia anak) bahwa kita juga merasakan stres atau ketakutan.

Lalu, lakukan model coping. Apa yang kita lakukan untuk meredakan kecemasan itu. Apakah kita berjalan-jalan? Berlatih pernapasan dalam? Bicara dengan teman? 

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Memperkuat keterampilan anak dalam memecahkan masalah juga dapat membantu menumbuhkan resiliensi (daya tahannya). Kita bisa membantunya dengan meminta anak 
memberi tahu kita apa yang mereka pikirkan.

"Ini mungkin pertama kalinya dalam waktu yang lama kita punya waktu duduk dan benar-benar mengamati proses berpikir anak-anak kita dan keterampilan memecahkan masalah."

Jika anak memberi tahu kita bahwa mereka sedih atau kesepian, tanyakan apa yang menurut mereka merupakan strategi coping yang baik, daripada langsung menerima saran.

Baca juga: Menenangkan Diri Selama Pandemi dengan Meditasi

3. Belajar lebih dari sekadar sekolah dan ekstrakurikuler

Selama ini sebenarnya banyak anak yang memendam ide dan keinginan tentang apa yang ingin dipelajari karena mereka tidak pernah punya waktu.

"Anak-anak kita terlalu banyak jadwal. Mereka tidak lagi memiliki waktu istirahat atau waktu bermain. Sekarang mereka punya banyak."

Dalam beberapa minggu terakhir, ia telah mendengar cerita tentang anak-anak yang belajar bermain gitar, atau telah mencoba memasak untuk pertama kalinya.

Ini bukan tentang perbaikan diri, melainkan memastikan anak kita mengetahui mereka memiliki waktu dan ruang berhubungan kembali dengan diri mereka di luar sekolah dan rutinitas hariannya.

Baca juga: 7 Kegiatan agar Anak Tak Bosan di Rumah Selama Wabah Pandemi Corona

Bicarakan dengan anak tentang apa yang ingin mereka lakukan lebih banyak, kemudian bersiaplah terlibat dalam hobi mereka, bahkan jika bermain Fortnite.

Jika mereka tidak memiliki banyak ide tentang apa yang ingin mereka lakukan, pikirkan beberapa hal sederhana, seperti permainan papan atau mencoba resep kue baru.

Kemudian beri tahu mereka betapa bahagianya kita memiliki waktu bersama, dan menghargai hubungan kita dengan mereka.

4. Menjelaskan pentingnya peran mereka dalam keluarga

Ketika semua orang sibuk keluar untuk bekerja atau sekolah, anak mungkin kehilangan pandangan tentang peran mereka dalam rumah tangga.

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjelaskan kepada anak, betapa pentingnya peran mereka di dalam keluarga.

"Kita mengajari mereka bahwa mereka ikut bertanggung jawab atas keluarga yang melewati pandemi ini," kata Stolberg.

Baca juga: Mengatur Jadwal Kegiatan Anak Selama di Rumah Saja

Kita bisa meminta mereka membantu kita menyapu, membersihkan mainan, atau pekerjaan sederhana lainnya. Mungkin harus diajarkan berulang kali, tetapi kita menetapkan contoh. Mereka adalah bagian dari tim.

Jika kita memiliki anak yang lebih besar, sekarang waktu yang tepat memberi mereka lebih banyak tanggung jawab di rumah.

Biarkan mereka mengatur jam alarm mereka. Beri kesempatan untuk membuat makanan. Pastikan mereka membuang sampah atau membersihkan rumah. Intinya, beri mereka peran penting dalam keluarga.

"Perkuat betapa bermanfaatnya mereka dan betapa pentingnya mereka bagi keluarga," kata Stolberg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com