Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Praktik Dokter Gigi Tutup Selama Pandemi?

Kompas.com - 24/04/2020, 17:07 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Selama pandemi Covid-19, tidak hanya mal, kantor, atau sekolah yang tutup sementara, tapi juga tempat praktik dokter gigi. Jika tidak ada situasi darurat, masyarakat diminta tidak ke dokter gigi dulu.

Tenaga medis yang rentan terhadap penularan Covid-19 ternyata bukan hanya dokter atau perawat yang bekerja di unit perawatan intensif saja, tapi juga dokter spesialis mata, dokter gigi, serta dokter spesialis THT (telinga hidung tenggorokan).

Menurut drg.Citra Kusumasari SpKG (K), rute penularan utama Covid-19 memang melalui transmisi langsung, seperti batuk, bersin, dan ihalasi droplet, serta transmisi kontak, misalnya kontak dengan mulut, hidung, dan membran mukosa mata.

“Penelitian juga menunjukkan bahwa virus pernapasan dapat ditularkan antar orang lewat droplet besar atau kecil dan air ludah secara langsung atau tidak langsung,” kata Citra melalui surat elektronik kepada Kompas.com.

Dalam perawatan gigi di rumah sakit maupun klinik, infeksi Covid-19 dapat menular melalui beberapa kondisi, seperti penyebaran lewat udara.

“Ketika pasien positif Covid-19 menjalankan prosedur perawatan gigi menggunakan bur berputar dengan kecepatan tinggi, maka saliva, udara hasil pernapasan, dan bahkan darah pasien akan bercampur menjadi bahan yang infeksius bagi dokter dan perawat gigi,” paparnya.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Ini Aturan Praktik yang Dikeluarkan FDGI bagi Dokter Gigi

Selain itu, dokter gigi juga kerap berkontak langsung atau tidak langsung dengan cairan pasien, material pasien, dan instrument gigi, serta permukaan yang terkontaminasi di ruang perawatan gigi.

“Ketika pasien batuk atau berbicara tanpa menggunakan masker juga dapat meningkatkan risiko penularan,” kata dokter gigi yang sedang mengambil studi PhD di Tokyo Medical and Dental University Jepang ini.

Kasus penularan dari pasien ke dokter gigi juga sudah terjadi di beberapa tempat. Di Jerman misalnya, ada kasus transimisi virus dari pasien Covid-19 tanpa gejala. Sementara di tanah air juga diketahui ada beberapa dokter gigi yang tertular virus ini dan meninggal dunia.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Pemerintah pun mengimbau dokter gigi untuk sementara tidak berpraktik dulu. Hal ini ditindaklanjuti oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia yang mengeluarkan pedoman pelayanan kedokteran gigi selama pandemi.

Dalam pedoman itu para dokter gigi antara lain diminta untuk melakukan screening pada semua pasien, menunda tindakan tanpa keluhan dan nondarurat, tindakan estetik, serta tindakan apa pun yang bersifat menghasilkan aerosol, seperti mengebur dan pembersihan karang gigi.

Baca juga: Bagaimana Jika Sakit Gigi di Tengah Pandemi Corona?

Untuk tindakan yang bersifat darurat membutuhkan bantuan dokter gigi, maka dokter diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lebih kuat ketika kontak dengan pasien suspek atau positif Covid-19.

Tindakan perlindungan lainnya termasuk meminta pasien berkumur sebelum memulai prosedur perawatan gigi.

“Obat kumur yang mengandung agen oksidatif sangat dianjurkan untuk mengurangi kandungan mikroba mulut di dalam saliva, termasuk potensi Covid-19. Prosedur berkumur ini sangat bermanfaat pada kasus isolator karet tidak dapat digunakan,” kata Citra.

Dokter gigi juga akan menggunakan alat bur anti-refraksi untuk mencegah infeksi silang. Tindakan preventif lainnya adalah disinfeksi ruang perawatan gigi, hingga manajemen limbah medis.

“Meski infeksi kontrol yang baik telah dilakukan, namun sebaiknya dokter gigi juga mengikuti beberapa rekomendasi mengenai praktik dokter gigi, yang salah satunya menunda tindakan perawatan non-darurat,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com