Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2020, 20:00 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Sebanyak 1.152 brand lokal memeriahkan Hari Belanja Brand Lokal (HBBL) pertama di Indonesia, 25-27 April 2020 melalui berbagai kanal online.

Panitia HBBL, Achmad Alkatiri menceritakan awal mula HBBL tercetus.

Setelah 2-3 minggu Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia, brand lokal Indonesia menjadi salah satu jenis usaha yang langsung terkena dampaknya.

Baca juga: 1.152 Merek Ramaikan Hari Belanja Brand Lokal, Yuk Ikutan...

“Revenue brand lokal drop 30-60 persen karena krisis Covid-19,” tutur Achmad dalam konferensi pers virtualnya, Sabtu (25/4/2020).

Kondisi ini kemudian memberikan dampak negatif terhadap keberlangsungan bisnis brand lokal yang mayoritas adalah UMKM.

Beberapa brand terpaksa merumahkan karyawannya, misalnya para tukang jahit. Mereka pun kebingungan mengeluarkan barang.

Sebab, pandemi ini berbarengan dengan momen Ramadhan dan Idul Fitri. Waktu yang sebenarnya mereka andalkan untuk menjual produknya.

“Penjualan (saat Ramadhan) sering dijadikan brand lokal naik kelas. Misal dari awalnya (bermodal) Rp 100-200 juta menjadi Rp 300-400 juta,” tutur Achmad.

Baca juga: Brand Lokal Bandung Bikin APD Reusable untuk Tenaga Medis

Berangkat dari pengalaman dan data tersebut, para pengusaha itu pun berani mengambil risiko dengan meminjam uang ke bank, untuk memproduksi barang yang akan dijual di saat Ramadhan.

Keprihatinan itu mendorong Achmad dan sejumlah pengusaha brand lokal menginisiasi HBBL.

Mereka berpikir saat seperti ini, pelaku brand lokal harus bersatu dan saling mendukung.

“Inisiatif ini tidak hanya mengenai promosi kepada konsumen. Tapi juga solidaritas antarsesama brand lokal,” tutur Achmad.

Pada awalnya, ia menargetkan acara ini diikuti 500 brand lokal. Di luar dugaan, tiga hari setelah pendaftaran, 476 brand lokal mendaftar.

Hingga akhirnya, 1.152 brand lokal bergabung, sebelum panitia menutup masa pendaftaran.

Penutupan dilakukan sebab panitia yang hanya berjumlah tujuh orang cukup kerepotan mengurusi 1000an brand.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com