Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2020, 21:35 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembeli memburu berbagai barang yang ditawarkan dalam Hari Belanja Brand Lokal (HBBL).

Dalam hitungan jam, pendapatan yang diperoleh naik 300-350 persen dibanding periode yang sama seminggu terakhir.

Panitia HBBL, Achmad Alkatiri mengaku belum mendapat seluruh data penjualan resmi. Namun dari delapan brand yang diikuti tadi pagi, pendapatannya naik drastis.

Baca juga: Hari Belanja Brand Lokal, Perjuangan Melawan Dampak Negatif Covid-19

“Ini hari pertama, sampai jam 10 naiknya sudah signifikan, rata-rata naik 300-350 persen,” ujar Achmad saat dihubungi Sabtu (25/4/2020).

Achmad berharap, selama tiga hari festival belanja online brand lokal ini digelar, penjualan bakal lebih meningkat.

Sebab, sejak Indonesia mengalami pandemi virus corona, pendapatan brand lokal menurun hingga 50 persen.

Apalagi untuk brand lokal yang mengandalkan penjualan offline, persentase penurunan lebih besar lagi.

Itulah mengapa digelar HBBL, demi membantu mempertahankan bisnis brand lokal dan pekerjanya.

“Selama tiga hari ini kami menargetkan (jumlah transaksi) Rp 130 miliar. Tapi hitungan itu dibuat untuk 600 brand yang ikut,” ungkap Achmad.

Sedangkan, saat ini yang ikut mencapai 1.152 brand. Tentunya, dengan jumlah yang lebih besar, target penjualan bisa lebih besar.

Apalagi, kualitas brand lokal tidak kalah dengan barang impor. Bahkan, brand lokal lebih mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen Indonesia.

Baca juga: 1.152 Merek Ramaikan Hari Belanja Brand Lokal, Yuk Ikutan...

“Dari 1.152 brand, 70 persennya produk fashion. Ke 1.152 brand tersebut di antaranya Brodo, RiaMiranda, torch, cottonink, Sparse Label, Monomom, Motiviga, Soleram, dan Nona,” tutur dia.

Yukka Harlanda, Founder & CEO Brodo mengaku bangga bisa ikut menginisiasi dan menjadi bagian dari HBBL.

Hal serupa disampaikan Founder Torch, Ben Wirawan.

Ia menyebut, lebih banyak lagi brand lokal yang tumbuh dan berkembang untuk kemudian menjadi favorit, dan mengurangi dominasi produk impor.

Apalagi, di saat-saat krisis seperti sekarang, perputaran ekonomi pada brand lokal akan memberikan dampak ekonomi yang paling langsung terasa.

“Sebab pekerja-pekerja dan rantai supply-nya mayoritas berasal dari dalam negeri,” cetus Wirawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com