Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Stres akibat Undangan Rapat dan Ngobrol di “Zoom”

Kompas.com - 28/04/2020, 17:15 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Sejak dunia di landa pandemi sekitar tiga bulan lalu, kehidupan sosial banyak orang berubah drastis. Kini mayoritas orang harus melakukan swakarantina di rumah. Tak ada lagi acara kumpul-kumpul dengan teman dan keluarga.

Berkat teknologi kita mengganti rapat dan pertemuan fisik secara virtual lewat aplikasi. Kini hampir setiap hari kita menerima undangan untuk melakukan pertemuan melalui Zoom, Facetime, Skype, atau Whatsapp video.

Awalnya mungkin kita merasa senang karena tetap bisa menjaga tali silaturahmi, tetapi karena sudah terlalu sering, lama-lama kita justru jadi terbebani dengan berbagai undangan itu dan merasa stres.

Menurut psikolog dan psikoterapis Cate Campbell, sangat dipahami jika sebagian orang kini merasa kewalahan dengan agenda sosial secara virtual.

Di lain pihak, kita merasa tak enak jika menolak ajakan untuk ngobrol secara virtual dengan orang lain.

“Kita takut jika menolak untuk terhubung dengan teman dan keluarga selama isolasi di rumah, jadi kita berusaha terlibat dengan banyaknya sosialisasi virtual. Tapi, hal ini menyebabkan tekanan baru,” kata Campbell seperti dikutip dari Insider.

Bagi sebagian orang, ngobrol dengan teman-teman bisa membantu mengurangi perasaan tertekan saat swakarantina, tapi tak sedikit yang hal itu justru menjadi beban.

Baca juga: 7 Tips Aman Gunakan Zoom agar Tidak Alami Zoombombing

Kerja otak

Rapat dan ngobrol secara virtual juga diketahui membuat otak bekerja keras. Tidak seperti pertemuan secara fisik, saat melakukannya lewat aplikasi kita hanya bisa melihat tapi tidak bisa mendengar dengan jelas.

Pertemuan virtual yang dihadiri banyak orang juga membuat percakapan kurang efektif karena kita tidak bisa mengenali sikap peserta rapat lain.

Fokus yang terbagi-bagi itu juga membuat kita merasa lebih cepat lelah. Apalagi jika dalam sehari kita harus melakukan beberapa pertemuan serupa.

Sebagian perusahaan dan juga komunitas juga melakukan komunikasi berlebihan. Ada banyak hal yang sebenarnya bisa dikomunikasikan lewat email atau teks, tetapi tetap dilakukan pertemuan virtual.

Para pemimpin dunia negara-negara G-20 melakukan konferensi virtual untuk membahas solusi penanganan wabah virus corona.Twitter Tedros Adhanom Ghebreyesus Para pemimpin dunia negara-negara G-20 melakukan konferensi virtual untuk membahas solusi penanganan wabah virus corona.

Untuk mengurangi rasa kelelahan, sebaiknya pertemuan virtual dibuat tidak terlalu sering atau durasinya dibuat lebih singkat. Yang terpenting adalah pesan yang ingin disampaikan diterima oleh seluruh peserta.

Tips lain adalah mengurangi jumlah peserta sehingga pertemuan lebih nyaman dan setiap orang bisa berbicara dengan leluasa dan didengar.

Baca juga: Kenali Gejala Stres Selama Masa Karantina di Rumah Saja

Sosialisasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com