Khasiatnya dalam menyembuhkan pasien Covid-19 bahkan sudah banyak diberitakan di media.
Misalnya, Wali Kota Bogor Bima Arya yang mengonsumsi rebusan daun sirih atau beberapa pasien lainnya yang mengonsumsi empon-empon.
Baca juga: Ragam Manfaat Konsumsi Jamu di Bulan Puasa
"Jadi, yang dipertanyakan oleh khayalak mengapa Satgas DPR mendonasikan herbal China?"
"Kenapa tidak herbal Indonesia karena kan banyak sekali yang formulanya untuk masuk angin dan flu," ungkap Tania.
Kandidat doktor Filsafat Ilmu Pengobatan Tradisional Indonesia itu menambahkan, obat yang digunakan untuk pengobatan di rumah sakit harus melalui uji klinis terlebih dahulu.
Tidak hanya berdasarkan testimoni, kata dia.
"Saya bersama teman-teman LIPI, UGM dan Kalbe Farma sedang mengupayakan."
"Kami sedang mengurus perizinan uji klinis, tapi kan tetap butuh waktu karena ada prosedur birokrasi dan perizinan yang harus dilalui," ungkap Tania.
Tania menyebutkan, sebetulnya herbal tradisional Indonesia berpotensi membantu kesembuhan Covid-19.
Baca juga: Kesaksian Bima Arya yang Sembuh dari Virus Corona
Peneliti gabungan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Indonesia (UI), misalnya, beberapa waktu lalu mengembangkan senyawa dari jambu biji, kulit jeruk, dan daun kelor sebagai antivirus corona.
"Kemudian ada potensi antivirus dari sambiloto dan lain-lain, banyak sekali herbal yang berpotensi," papar dia.
"Tapi kembali lagi, perlu dibuktikan dengan uji klinik pada pasiennya langsung lewat prosedur penelitian baku, bukan sekadar uji coba pakai dan dikasih sekadar testimoni," tegas Tania lagi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan