KOMPAS.com - Saat ini, sebagian besar umat muslim sedang menjalani ibadah puasa Ramadan. Ada yang sehat, ada pula yang sedang sakit namun tetap ikut berpuasa.
Tetap menjalankan puasa meski sakit tentunya berisiko, terutama bagi orang-orang yang memiliki penyakit kronis.
Namun ada beberapa kondisi ternyata bisa diuntungkan dengan berpuasa. Salah satunya adalah diabetes melitus.
Pada saat puasa, kadar gula darah akan mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan penurunan dari sekresi insulin dan peningkatan hormon kontra insulin, yaitu glukagon dan katekolamin.
Pada kondisi normal, perubahan kedua hormon ini berada dalam keadaan seimbang, sedangkan pada kondisi diabetes, terjadi gangguan keseimbangan glukosa.
Berkonsultasi dengan dokter
Sebelum menjalankan ibadah puasa, sebaiknya konsultasikan pada dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi. Idealnya, konsultasi ini dilakukan 2-4 bulan sebelum Ramadan.
Dokter akan memeriksa kondisi Anda dan melakukan penyesuaian obat-obatan yang dikonsumsi selama puasa agar kadar gula darah tetap terkontrol. Penyesuaian obat dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.
Selain itu, Anda dapat bersama-sama mengatur rencana pola makan, jumlah aktivitas yang sesuai, dan kontrol komplikasi akut yang dapat terjadi saat berpuasa.
Jika sedang hamil, penting bagi Anda mengetahui informasi komplikasi karena puasa. Umumnya, wanita hamil dengan diabetes berada pada kondisi risiko tinggi dan dianjurkan untuk tidak berpuasa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.