KOMPAS.com - Istilah sindrom koroner akut mungkin masih terdengar asing di telinga Anda. Sindrom koroner akut adalah suatu kondisi di mana aliran darah berkurang ke jantung secara tiba-tiba.
Gejalanya yang mirip dengan masuk angin, seringkali membuat orang-orang keliru mengidentifikasinya. Oleh sebab itu, perhatikan hal berikut untuk mengenali sindrom koroner akut secara lebih jelas.
Sindrom koroner akut terjadi karena adanya penyumbatan pada arteri koroner, yang berfungsi untuk mengirimkan oksigen dan nutrisi ke otot jantung.
Ketika tersumbat, fungsi jantung dapat terganggu, bahkan bisa menyebabkan angina atau serangan jantung. Penyumbatan tersebut bisa terjadi dalam satu waktu, atau datang dan pergi selama periode waktu tertentu.
Arteri dapat tersumbat atau menyempit karena adanya penumpukan plak di sepanjang dindingnya. Plak ini berisi LDL(kolesterol jahat), lemak, sel darah putih, dan zat lain.
Plak tersebut dapat tumbuh dalam jumlah banyak sehingga hanya ada sedikit ruang bagi darah untuk mengalir melalui arteri, bahkan benar-benar bisa menghentikan aliran darah.
Bukan hanya itu, plak juga bisa pecah dan menumpahkan isinya ke dalam arteri sehingga membentuk gumpalan darah.
Jika gumpalan yang ada berukuran cukup besar, maka dapat menyumbat pembuluh darah yang menyebabkan pasokan oksigen ke sel-sel otot jantung terlalu rendah. Hal ini berpotensi membahayakan nyawa.
Di samping itu, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena sindrom koroner akut, yakni berusia di atas 45 tahun, tekanan darah tinggi atau kolesterol, merokok, kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, obesitas, diabetes, dan riwayat keluarga.
Baca juga: Cegah Penyakit Jantung Koroner dengan Gaya Hidup Sehat Sejak Dini
Gejala sindrom koroner akut
Pada umumnya, gejala sindrom koroner akut dimulai dengan cepat, bahkan terkadang tanpa adanya tanda-tanda apa pun. Nyeri dada atau rasa tidak nyaman seperti tertindih beban berat menjadi gejala utama sindrom koroner akut.
Gejala ini berbeda dengan nyeri dada akibat heartburn atau setelah olahraga berat. Rasa nyeri dapat meluas dari satu sisi dada ke sisi dada yang lain. Beberapa gejala lain yang mungkin terjadi, yaitu:
Seringkali gejala yang terjadi disalahartikan sebagai masuk angin. Apabila Anda merasakan gejala tersebut, segera panggil darurat medis karena kondisi ini bisa mengancam nyawa.
Akan tetapi, gejala yang ada pada setiap individu juga dapat bervariasi, tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kondisi medis lainnya.
Baca juga: Belajar dari Didi Kempot, Kenali 8 Gejala Awal Serangan Jantung
Pengobatan sindrom koroner akut