Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 05/05/2020, 12:45 WIB

KOMPAS.com - Kabar mengejutkan kembali datang dari industri musik Indonesia, musisi Didi Kempot telah meninggal dunia pada hari Selasa (5/5/2020).

Didi meninggal usai dibawa ke Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah, karena mengeluh badannya panas.

Diduga, pria yang dijuluki God Father of Broken Heart itu tutup usia karena serangan jantung.

Hingga saat ini, kematian yang disebabkan oleh jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.

Baca juga: 5 Cara Efektif Cegah Serangan Jantung

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2015, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung.

Salah satu penyakit terkait jantung yang jarang disadari adalah disfungsi diastolik (DD), yaitu kondisi di mana jantung tidak dapat rileks dengan cepat.

Disfungsi diastolik berbahaya dan diyakini berkairan dengan gejala gagal jantung kongestif pada pasien yang memiliki cadangan fraksi ejeksi ventrikel kiri, menurut ahli jantung, Wael Jaber, MD.

Kondisi ini telah lama diasosiasikan dengan hipertensi paru, edema paru, dan penyakit katup.

Baca juga: Belajar dari Didi Kempot, Kenali 8 Gejala Awal Serangan Jantung

Disfungsi diastolik dapat memengaruhi kesehatan

Jika kita menderita disfungsi diastolik, kita memiliki peningkatan risiko kematian, bahkan jika fungsi sistolik kita normal dan tidak memiliki masalah lain dengan fungsi jantung, menurut studi yang ditulis Dr. Jaber.

Jika fungsi sistolik normal, itu berarti ventrikel kiri jantung kita dapat berkontraksi dengan baik dan benar dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

Jaber mencatat, masalah relaksasi disfungsi diastolik yang terisolasi dengan jantung, meski pengaturan fungsi pemompaan sistolik berjalan normal, akan membawa risiko signifikan untuk kematian.

Penelitian Dr. Jaber dan timnya juga menunjukkan, peningkatan kesadaran di kalangan dokter jantung tentang seberapa signifikan disfungsi diastolik bisa membantu mengenali kondisi sebelumnya pada mereka yang berisiko, terutama sebelum mereka memperlihatkan gejala apa pun.

Baca juga: Tampilan Kuku di Jari Tangan Bisa Jadi Tanda Risiko Serangan Jantung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke