KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi kerap disebut sebagai "silent killer" alias pembunuh dalam diam karena gejala-gejalanya baru muncul ketika tekanan darah sudah sangat tinggi dan merusak organ tubuh.
Tekanan darah tinggi memberikan tekanan ekstra pada pembuluh darah dan kerja jantung. Kondisi ini bisa memicu sejumlah komplikasi mematikan, termasuk stroke dan serangan jantung.
Beberapa gejala umum tekanan darah tinggi antara lain dada berdebar, urin berdarah dan sakit kepala hebat.
Karena gejalanya seringkali muncul ketika tekanan darah sudah sangat tinggi, maka penting untuk secara rutin memeriksakan takanan darah, terutama bagi orang dewasa di atas usia 40 tahun. Pemeriksaan tekanan darah dianjurkan setidaknya setiap lima tahun.
Risiko memiliki tekanan darah tinggi bisa dikurangi dengan cara sederhana, seperti menerapkan pola makan sehat dan olahraga rutin.
Baca juga: Efek Tekanan Darah Tinggi pada Organ Tubuh
Lalu, olahraga seperti apa saja yang dianjurkan?
Setiap orang dianjurkan melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit per minggu. Di kondisi seperti saat ini, di mana kebanyakan orang lebih banyak beraktivitas di rumah, menjaga tubuh tetap aktif mungkin menjadi tantangan tersendiri.
Namun, banyak menghabiskan waktu di rumah bukan berarti kita tidak bisa berolahraga.
"Memang sulit memaksimalkan olahraga di masa pandemi, namun setidaknya targetkan 150 menit olahraga setiap minggunya untuk membuat denyut jantung tetap bekerja."
Demikian diungkapkan oleh CEO Blood Pressure UK, Katharine Jenner seperti dilansir Express.co.uk.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.