KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada orang dewasa. Anak-anak pun tidak luput dari masalah ini.
Spesialis Kebijakan Sosial Unicef, Angga Dwi Matra mengatakan, secara kesehatan, dampak Covid-19 terhadap anak-anak memang tak besar.
“Tapi anak menanggung dampak lain, yaitu dampak sosial dan ekonomi,” ujar Angga dalam Diskusi Online seri #1 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia-Unicef, Senin (11/5/2020) kemarin.
Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Virus Corona
Berdasarkan hasil penelitian Unicef, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berdampak besar pada penghasilan pekerja sektor informal.
Padahal, pekerja ini juga memiliki keluarga. Turunnya penghasilan kepala keluarga memberi pengaruh langsung pada kesejahteraan anak.
"Ada tiga krisis yang terjadi terkait kondisi tersebut. Krisis kemiskinan anak, krisis gizi, dan krisis pembelajaran," tutur Angga.
Angga mengungkap, saat ini hanya 52 juta penduduk di Indonesia yang bisa dianggap memiliki pendapatan yang aman.
Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Anak yang Susah Makan di Tengah Pandemi Corona
Sementara, sebagian besar dari 115 juta penduduk Indonesia yang diklasifikasikan sebagai “calon kelas menengah” termasuk sangat rentan.
PSBB yang sedang diperlakukan, membuat calon kelas menengah kehilangan penghasilan.
Kehilangan pendapatan rumah tangga yang terjadi secara tiba-tiba menimbulkan ketidakstabilan situasi ekonomi keluarga dan dapat berujung pada kemiskinan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.