Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinar UVC Diklaim Dapat Membantu Melawan Wabah Virus Corona, Benarkah?

Kompas.com - 12/05/2020, 19:49 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti dan ilmuwan medis berpacu dengan waktu untuk menemukan obat atau vaksin covid-19 yang bisa diterapkan, yang lain berusaha mencari cara untuk membunuh virus.

Telah diketahui bahwa strain tersebut bertahan pada permukaan tertentu untuk periode tertentu, yang menyebabkan sebagian besar beralih ke praktik desinfeksi dan mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Sayangnya sejauh ini belum ditemukan obat yang terbaik dan yang efektif. Yang dapat dilakukan dunia saat ini adalah mengambil tindakan pencegahan.

Baca juga: Mungkinkah Virus Corona Menempel di Sepatu?

Disarankan untuk menjaga jarak dan menjaga kebersihan yang layak, tetapi disinfeksi tempat umum yang mencakup tempat usaha dan transportasi adalah suatu keharusan.

Beberapa disinfektan dalam bentuk alkohol, pemutih dan beberapa bahan kimia lainnya, sejauh ini cukup membantu.

Untuk membunuh virus corona, sebuah saran baru telah muncul secara terbuka dalam bentuk sinar ultraviolet-C (UVC).

Perlu dicatat bahwa sinar UVC belum tentu pemain baru dalam mencari senjata melawan covid-19. Ini telah dikerjakan oleh para peneliti Universitas Columbia selama bertahun-tahun, di mana lampu ultra-violet dapat digunakan di stasiun, pesawat terbang dan sekolah untuk membunuh virus corona.

“Kami berpikir, bagaimana kami dapat menerapkan apa yang kami lakukan pada situasi saat ini,” David Brenner, direktur Pusat Penelitian Radiologi Columbia, mengatakan.

Sinar UVC telah lama dikenal untuk membunuh bakteri, virus, dan jamur. Sinar UVC ini digunakan di rumah sakit dan pabrik pengolahan makanan dan bisa menjadi alat lain yang digunakan dalam melawan virus corona yang ditakuti.

Namun, ada risiko yang terlibat, terutama jika berhubungan dengan manusia. Di antara kemungkinan masalah yang dapat diderita seseorang termasuk kanker kulit dan masalah mata.

Baca juga: Peneliti Kembangkan Antibodi untuk Covid-19 dari Seekor Llama

Tetapi, Brenner menjelaskan bahwa yang bekerja adalah sinar UVC jauh dengan panjang gelombang 222 nanometer yang aman bagi manusia tetapi mematikan bagi virus. Pada frekuensi itu, ia mengatakan bahwa sinar tidak bisa menembus permukaan kulit atau mata manusia.

Oleh karena itu, menggunakan sinar UVC bisa menjadi alternatif untuk mendisinfeksi tempat-tempat dengan tingkat keramaian yang tinggi tanpa khawatir berurusan dengan penyakit lain.

Menurut Brenner, dari percobaan yang dilakukan beberapa minggu terakhir, sinar UVC dapat membunuh virus di permukaan dalam hitungan menit.

Ke depannya, tim peneliti berencana untuk memperluas penelitiannya dan melihat apakah sinar UVC juga dapat membunuh virus yang melayang di udara.

Saat ini tes sedang dilakukan pada tikus, masing-masing terpapar sinar UVC 8 jam sehari pada intensitas 20 kali lebih tinggi daripada yang dapat digunakan pada manusia. Sejauh ini, hasilnya positif.

“Kami sama sekali tidak menemukan apa pun; tikus-tikus itu sangat bahagia,” kata Brenner tentang apakah tikus menunjukkan efek buruk dari paparan sinar UVC.

Baca juga: Mungkinkah AC Meningkatkan Penyebaran Virus Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com