Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/05/2020, 14:48 WIB

KOMPAS.com - Camilan memang tak bisa dipisahkan dari keseharian kita. Menurut data, orang Indonesia memang suka ngemil, bahkan 23 persen lebih banyak daripada rata-rata global.

Di masa karantina ini tanpa sadar frekuensi ngemil kita ikut meningkat. Saat bekerja, menonton TV, maupun membaca buku kita kerap mencari ‘teman’ untuk dikunyah. Hal itu terjadi bukan semata karena lapar tapi bosan.

Psikolog Klinis Tara De Thouars mengamini bahwa kebiasaan ngemil berlebih di masa pandemi ini dipicu oleh rasa bosan atau kondisi emosi tidak stabil karenak perubahan kebiasaan yang mendadak, ataupun ketakutan akan pandemi itu sendiri.

Cara ngemil seperti ini lebih dikenal dengan sebutan emotional eater. Saat tekanan emosional hadir, tubuh seolah memberikan sinyal yang mirip seperti rasa lapar.

“Sebenarnya sinyal tersebut hanyalah respon terhadap perasaan yang menjadi pelarian dari emosi negatif. Jika dorongan tersebut terus diikuti, tubuh akan kelebihan asupan dan tentunya akan semakin beresiko jika dilakukan secara berulang,” jelas Tara.

Baca juga: Tips Kurangi Ngemil pada Masa Isolasi Pandemi Corona

Menghindari ngemil memang sulit, namun kita bisa mengurangi dampak buruknya dengan lebih bijak memilih jenis camilan dan mengonsumsinya dengan penuh perhatian.

“Cara ini juga membantu kita mendapatkan kepuasan dalam ngemil, sehingga tidak menyesal setelahnya. Juga bisa menghindari ngemil secara berlebih karena kita memperhatikan isyarat tubuh,” kata Tara.

Tara memberikan tiga tips ngemil lebih bijak:

1. Kenali isyarat tubuh mengapa Anda ingin ngemil, misalnya apakah karena lapar ataukah perlu untuk mengembalikan mood.

2. kemudian Anda bisa memilih apa camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh tersebut, tentunya dengan memperhatikan porsi camilan dan waktu ketika Anda ngemil.

3. Perhatikan bagaimana Anda ngemil, dengan memaksimalkan semua indera karena Anda akan dapat mengenali isyarat tubuh, kapan harus berhenti ngemil. Ini berarti jangan ngemil sambil melakukan kegiatan lain seperti main gadget.

Baca juga: Kenapa Kurma Baik untuk Camilan Berbuka Puasa?

“Kegiatan ngemil sebaiknya dilakukan secara sadar agar manfaat bisa didapatkan. Makanlah secara perlahan dan nikmati setiap gigitannya. Ajak seluruh indera tubuh Anda terlibat, mulai dari memperhatikan bentuk, mencium aroma, menikmati rasa, hingga sensasi suara saat menggigit atau mengunyah camilan,” kata Tara.

Tara menjelaskan bahwa kebiasaan ngemil sesungguhnya bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan kalori harian dan menjaga stabilitas metabolisme tubuh, asal dilakukan dengan bijak.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Memasuki bulan ramadan, kebiasaan ngemil pun perlu disesuaikan mengingat terbatasnya waktu makan.

Namun, sebagian orang terkadang tidak bisa makan banyak saat sahur ataupun berbuka sehingga lebih berisiko akan kekurangan asupan kalori. Padahal kebutuhan kalori harian tubuh tetap sama, baik berpuasa ataupun tidak.

Baca juga: Yuk, Mulai Berkebun untuk Atasi Bosan Selama Karantina

Kampanye #NgemilBijak

Mondelez Indonesia meluncurkan kampanye #NgemilBijak agar setiap orang lebih bijak mengkonsumsi camilan sehingga bisa mendapatkan manfaat secara lebih seimbang, baik untuk tubuh maupun pikiran.

Khrisma Fitriasari selaku Head of Corporate Communication Mondelez Indonesia menjelaskan, kampanye #NgemilBijak merupakan inspirasi agar masyarakat memilih camilan yang tepat, mengkonsumsinya pada waktu yang tepat, serta menikmati camilan tersebut dengan cara yang tepat pula.

“Kampanye ini sejalan dengan tujuan global dari Mondelez International, yakni ‘Empower People to Snack Right’, untuk terus menginspirasi masyarakat mengkonsumsi camilan secara lebih bijak melalui produk-produk kami yang ikonik", jelas Khrisma.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke