Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2020, 09:00 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Arab News

Kedua rasa itu hanya menimbulkan masalah jika mereka mengendalikan hidup kita atau menghalangi kita untuk mencapai tujuan kita.

Dia menjelaskan, cara terbaik untuk melepaskan diri dari respons rasa takut adalah dengan memerangi rasa takut itu dengan fakta.

Lalu, kita pun bisa berusaha membedakan antara hal-hal yang dapat kita kontrol atau ubah, dan yang tidak bisa kita kontrol.

Lembaga kesehatan dunia PBB, WHO mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi kebugaran fisik, mental, dan sosial yang lengkap, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.

Baca juga: Berbagai Tips Puasa di Tengah Pandemi Virus Corona

“Waspadai tindakan pencegahan yang diperlukan. Kenakan masker dan sarung tangan saat pergi ke tempat umum, jaga jarak yang tepat dari orang lain, cuci tanganmu."

"Dan ingatkan dirimu bahwa kamu dapat pulih dari penyakit itu dan bila mengidapnya, bukan berarti kamu akan memilikinya seumur hidup,” cetus dia lagi.

Majed Khattab, Psikiatri di Komisi Spesialisasi Kesehatan Arab Saudi, mengatakan, hubungan antara pikiran dan tubuh bersifat timbal balik.

Di mana keadaan pikiran memengaruhi tubuh fisi,k sebanyak tubuh memengaruhi pikiran.

"Ketakutan adalah emosi normal yang terkadang bermanfaat dalam mempersiapkan tubuh untuk bereaksi dengan cara yang tepat," katanya.

"Tapi apa yang memiliki dampak negatif yang jelas pada kita adalah rasa takut yang berlebihan, yang biasanya merupakan hasil dari ketidaksesuaian antara masa depan yang diantisipasi, dan ancaman yang dipikirkan,” ungkap dia.

Keadaan ketakutan yang terus-menerus mengaktifkan respons melawan atau menghindar, dalam tubuh manusia, yang menempatkan tingkat stres yang tinggi pada tubuh.

Hal ini dapat membuat tubuh merasa lelah dengan berbagai cara, termasuk melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan dengan demikian membuat tubuh justru lebih rentan terhadap penyakit.

Dia menambahkan, kadang-kadang ketakutan membuat orang salah mengartikan persepsi kesehatan fisik.

"Itu bisa membuat kita salah berasumsi kita memiliki penyakit atau mungkin membuat kita melebih-lebihkan parahnya kondisi yang sedang berlangsung,” ujar Khattab.

Khattab mengatakan, penting untuk menyadari tujuannya bukan untuk menghilangkan rasa takut, tetapi untuk mengetahui bagaimana mengelolanya.

Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Virus corona

Halaman:
Sumber Arab News
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com