Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2020, 19:14 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Salon termasuk dalam usaha berskala usaha mikro, kecil, dan menengah yang terdampak oleh pandemi. Mereka harus menerapkan strategi dan inovasi demi mempertahankan bisnis dan juga karyawannya.

Kebijakan pembatasan sosial berskala besar dan juga karantina mandiri di rumah membuat banyak salon-salon ikut tutup. Para pekerja di bidang usaha kreatif ini pun banyak yang terdampak karena merosotnya penghasilan, bahkan tidak ada pemasukan sama sekali.

Cecil Era Wahjuni, pemilik salon The Icon, beriniasitif menutup salon miliknya sejak 21 Maret 2020 untuk mendukung pemerintah memutus rantai penularan Covid-19. Seluruh kegiatan salon dihentikan dan karyawan dirumahkan.

“Sebagian karyawan kaget karena berdampak pada penghasilan mereka,” kata Cecil dalam diskusi virtual yang diadakan oleh L’Oreal Professionnel (18/5).

Pada awalnya ia menyediakan layanan salon di rumah untuk para pelanggannya, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Sebelum mengirimkan staf, kami pastikan kondisi kesehatannya bagus, termasuk riwayat perjalanannya. Intinya tidak boleh sakit sedikit pun. Demikian juga dengan pelanggan, kami buat perjanjian tertulis bahwa ia dalam keadaan sehat dan tidak ada kontak dengan orang yang mungkin terpapar,” katanya.

Baca juga: Tak Ada Waktu Pergi ke Salon, Manfaatkan Aplikasi Ini untuk Perawatan

Layanan salon di rumah itu pun hanya terbatas pada potong rambut atau pewarnaan rambut yang sederhana.

Kemudian karena memikirkan nasib bisnisnya dan juga karyawannya, ditambah dengan banyaknya permintaan dari pelanggan, Cecil pun akhirnya mulai berani membuka salonnya pada pertengahan April.

“Kebetulan salon saya adanya di ruko, jadi bisa buka. Tapi, pelanggan yang datang tetap dengan perjanjian dulu,” kata wanita yang memiliki karyawan 8 orang ini.

Ia pun tetap menerapkan kebijakan social distancing di salonnya dengan membuat jarak dua meter antar kursi. Setelah salon tutup pun ruangan akan dibersihkan dan disemprot disinfektan.

Tak bisa WFH

Penata rambut dari salon Irwan Team, Wisnu, juga mengungkapkan banyak rekan-rekannya pekerja salon yang kesulitan, bahkan tidak punya pemasukan sama sekali pasca-ditutupnya salon selama pandemi.

“Kami semua shock. Seburuk-buruknya kondisi ekonomi, belum pernah seperti ini,” kata Wisnu dalam acara yang sama.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Berbeda dengan pekerja dari industri lain, menurut Wisnu, sebagai penyedia jasa, para pekerja salon tidak bisa melakukan kerja dari rumah.

“Hubungan pekerja dengan pemilik salon adalah rekan kerja. Jadi, apa yang kami kerjakan itu yang didapat. Kalau salon tutup sudah tentu tak ada pemasukan sama sekali,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com