Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2020, 22:10 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stres yang diatasi dengan tepat, dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, termasuk reaksi alergi.

Itu sebabnya, saat stres kita bisa merasakan gatal yang muncul di tubuh.

Ketika tubuh memiliki reaksi alergi, maka alergi akan melepaskan bahan kimia yang dapat membuat kulit kita membengkak, membentuk benjolan merah gatal pada kulit yang merupakan karakteristik dari gatal-gatal.

Baca juga: Stres karena Kesepian di Masa Pandemi, Harus Bagaimana?

Selain makanan dan alergi tertentu yang cenderung menyebabkan gatal-gatal, faktor lain yang memicunya, adalah stres.

Dalam kondisi stres tingkat tinggi, kita bisa mengalami ruam stres.

Ruam ini dapat muncul di bagian mana saja di tubuh, dan bisa terjadi pada siapa saja, meski lebih sering muncul pada wanita dan orang berusia 30-50 tahun, demikian menurut Cleveland Clinic.

Ruam yang dipicu stres sering terlihat seperti gigitan serangga atau gatal-gatal yang disebabkan oleh alergi.

"Tetapi beberapa bentuk dapat memiliki tampilan 'cincin halo'," kata Sharon Bergquist, MD, asisten profesor di Department of Internal Medicine di Emory University School of Medicine.

Bergquist mengatakan, alergi mungkin merupakan pemicu terbesar dari gatal-gatal, yang terjadi ketika tubuh kita melepaskan histamin.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Picu Stres, Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh saat mengalami reaksi alergi atau infeksi.

Jika diproduksi secara berlebihan, histamin dapat mengganggu beberapa fungsi tubuh.

Histamin menyebabkan tubuh membocorkan plasma, cairan bening atau kekuningan yang membawa sel-sel darah ke seluruh tubuh ke dalam kulit.

Gatal juga dapat terjadi akibat bahan kimia tertentu dalam makanan, gigitan serangga, efek samping obat, dan paparan sinar matahari.

Namun, Bergquist mencatat, seringkali sulit menemukan alasan yang tepat mengapa seseorang mengalami gatal-gatal.

"Seringkali kita bahkan tidak bisa mengetahui apa yang menyebabkan gatal-gatal," kata Bergquist.

"Ada bentuk kronis dari gatal-gatal yang sangat sulit dikelola karena pada sebagian besar kasus kita tidak benar-benar tahu penyebabnya."

Sebuah penelitian pada tahun 2008 menemukan, situasi penuh tekanan dalam jangka pendek menyebabkan bentuk gatal yang akut, kemudian tekanan keuangan, pribadi, atau profesional dapat memperburuk kondisi seseorang.

Stres jangka pendek dan jangka panjang dapat menyebabkan gatal-gatal, dan Bergquist mengatakan stres yang bertahan lama dapat menyebabkan kondisi kulit lebih buruk untuk waktu lama.

Stres tidak hanya memicu gatal-gatal, tetapi juga memperburuk kondisi kulit lainnya, seperti jerawat, psoriasis, eksim, dan dermatitis seboroik --gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik dan berwarna kemerahan.

Baca juga: Stres Sebabkan Kulit Berjerawat, Benarkah?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com