Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Dunia Fesyen Menyikapi Isu Rasialisme akibat Covid-19

Kompas.com - 22/05/2020, 14:44 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah menimbulkan sentimen terhadap orang-orang Asia, karena China dianggap sebagai negara yang menyebarkan virus ini.

Di Inggris, tindakan rasial terus terjadi dan kejahatan rasial meningkat sebesar 21 persen. Sedangkan di Amerika, ada peningkatan serangan bermotif rasial terhadap warga Amerika keturunan Asia, seperti dikutip The Guardian.

Komunitas fesyen tidak tinggal diam dan berada di garis depan dalam mengatasi sentimen anti-Asia.

"Peningkatan kekerasan dan diskriminasi benar-benar sangat dekat dengan tempat tinggal kita semua," kata perancang busana AS, Phillip Lim.

"Ketika kita melihat orang-orang yang seperti kita, teman dan anggota keluarga serta rekan kerja kita diserang, kita tidak bisa diam."

Label miliknya, yaitu 3.1 Phillip Lim, dan milik Prabal Gurung adalah beberapa label fesyen yang berkontribusi menyumbangkan pakaian, termasuk kaus dan topi, untuk All Americans Movement.

All Americans Movement sendiri merupakan kampanye untuk membantu mereka yang berasal dari komunitas termarjinalkan akibat pandemi Covid-19.

Menurutnya, kampanye itu merupakan bagian dari gerakan lintas budaya. Ketika semua kelompok minoritas berdiri dan bersatu, arah masa depan yang lebih adil dan damai bisa dicapai.

Baca juga: Muncul Rasisme terhadap Etnis Tionghoa setelah Wabah Virus Corona

"Memasukkan unsur ras ke dalam pandemi virus ini adalah kesalahan informasi yang harus kita lawan untuk memastikan kita mendapat informasi lengkap," kata Gurung.

Lim menyebut bahasa yang bernada menghasut di sekitar Covid-19 memiliki efek negatif. 

"Sangat frustasi menyaksikan pemimpin negara ini terang-terangan menyampaikan retorika xenofobia pada publik Amerika," ujar Lim, seraya menyinggung ucapan Presiden AS Donald Trump yang melabeli virus corona sebagai "virus China".

"Saya benar-benar percaya kebanyakan orang ingin berbuat baik," kata Gurung.

"Saya tidak terkejut dengan rasialisme. Di saat saya melihat keindahan luar biasa dari negara ini, saya selalu sadar akan retakan pada fondasinya dan rasialisme sistemik yang muncul."

Salah satu kartun yang beredar di media sosial Weibo di China, merefleksikan rasiste terhadap warga asing di negara itu. Supplied: Weibo Salah satu kartun yang beredar di media sosial Weibo di China, merefleksikan rasiste terhadap warga asing di negara itu.

Pernyataan sikap

Dalam show sebelumnya, Gurung menampilkan model dengan kaus yang menegaskan statement atau pernyataan seperti "The future is female", "Our bodies, our choices, our power," serta "I am an immigrant".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com