Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Topi China Kuno sejak Dulu Dirancang untuk Jarak Sosial, Benarkah?

Kompas.com - 25/05/2020, 11:25 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

"Beberapa prajurit mengenakan 'futou melengkung' atau 'futou seperti bunga yang melengkung ke belakang,' atau 'cross-feet futou'."

"Lalu pemain instrumen musik di kantor musik kekaisaran suka memakai 'futou panjang'."

"Pada beberapa acara khusus, seperti upacara ulang tahun yang diadakan untuk keluarga kerajaan atau perjamuan kekaisaran, para pejabat akan menempelkan bunga pada futou."

"Lalu, ada pula futou yang berkilau dan bahan putih yang dikenakan di pemakaman," tulis Fusheng.

Selanjutnya, bentuk sayap menunjukkan peringkat pemakainya, dan yang terpanjang disediakan untuk kaisar dan pejabat tinggi lainnya.

Baca juga: Tips Memilih Masker Motor yang Aman saat Pandemi Corona

Yu Yan — cendekiawan yang pertama kali berspekulasi tentang fungsi “jarak sosial” dari topi topi ini — membuat klaimnya yang meragukan dalam bukunya The Pedantic Remarks of the Confucians.

"Tujuan futou adalah mungkin untuk menghindari para pejabat saling berbisik ketika mengadakan audiensi dengan Kaisar," tulis Liu.

Futou yang digambarkan Yu Yan kemungkinan terbuat dari muslin polos atau divernis, dengan pita panjang yang diperkuat dengan kabel besi atau potongan bambu di dalamnya.

Pandangan ini pun diungkapkan Alexandra B. Bonds, Profesor desain kostum di Universitas Oregon, dalam tulisan bertajuk Beijing Opera Costumes: The Visual Communication of Character and Culture.

Baca juga: Adaptasi atas Normal Baru dalam Pandemi Corona

Variasi pada futou muncul selama Dinasti Ming (1368-1644), tetapi headwear baru muncul setelah Manchus mengambil alih kekuasaan, dan mendirikan Dinasti Qing (1644-1912).

Sejak saat itu, topi ini muncul kembali dalam lukisan dan kostum teater, serta versi yang berbeda masih dapat terlihat di atas panggung selama pertunjukan Opera Beijing.

"Sayap dipasang pada pegas, dan aktor dapat membuatnya bergetar untuk mempertajam ekspresi mereka," tulis Bonds.

"Setiap gaya mewakili peringkat atau terkadang karakteristik pribadi," sambung dia.

Dibuat secara individual dan dihiasi sendiri, topi siswa di Hangzhou adalah ekspresi kepribadian dan gaya yang serupa.

Bonds menambahkan, dia senang dengan bagaimana para murid mengubah objek dari warisan budaya mereka.

"Apakah hiasan kepala awalnya dimaksudkan untuk mencegah anggota istana merencanakan hasutan atau tidak, sayap tentu akan menghalangi percakapan pribadi yang dekat," kata dia.

“Jenis topi ini tentu dapat berguna dalam kondisi seperti sekarang ini, ketika siswa masih harus menjaga jarak sosial, sambil juga mengajar mereka tentang sejarah bangsa."

"Atau, bisa pula sambil memberi mereka proyek seni. Apa lagi yang bisa seorang guru inginkan dari sebuah tugas, bukan?” cetus dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com